Dalam bahasa Indonesia, terdapat dua bunyi bahasa, yaitu vokal dan konsonan. Teori ini diajarkan sejak seseorang mengenal alfabet dan kata. Kali ini redaksi Jendela menghadirkan bunyi bahasa pertama, yaitu vokal. Seperti apa bunyi vokal tersebut? Simak penjelasan berikut ini.
Vokal karakteristik atau kualitas vokal ditentukan oleh tiga faktor, yaitu:
Pada saat pengucapan vokal, lidah atau tepatnya bagian-bagian tertentu lidah dapat dinaikkan atau diturunkan sehingga rongga mulut mencapai ukuran dan bentuk tertentu. Dalam menghasilkan vokal, posisi lidah di dalam rongga mulut bukan merupakan hambatan, melainkan merupakan alat untuk menciptakan ruang resonan si bunyi yang dikehendaki.
Atas dasar posisi lidah di dalam rongga mulut itu,vokal dapat digolongkan menjadi:
Untuk mencapai bentuk rongga resonansi tertentu di dalam rongga mulut, lidah—terutama bagian depan, tengah, dan belakang lidah—juga memainkan peranan yang sangat penting.
Berdasarkan bagian lidah yang dinaikkan atau diturunkan itu, vokal dibedakan atas vokal depan (vokal yang dihasilkan dengan mengubah posisi lidah bagian depan), vokal tengah (vokal yang dihasilkan dengan mengubah posisi lidah bagian tengah), dan vokal belakang (vokal yang dihasilkan dengan mengubah posisi lidah bagian belakang).
Di samping posisi lidah dan bagian lidah, kualitas vokal juga dipengaruhi oleh bentuk bibir ketika vokal itu diucapkan. Atas dasar bentuk bibir itu, vokal dapat digolongkan menjadi vokal bundar (vokal yang dihasilkan dengan bentuk bibir bundar) dan vokal tak bundar (vokal yang dihasilkan dengan bentuk bibir normal atau cenderung dilebarkan ke samping). Vokal [u] dan [o] termasuk jenis vokal bundar, sedangkan vokal [a] dan [i] termasuk vokal tak bundar.
Dengan tiga faktor yang memberi ciri vokal itu, akan dihasilkan, misalnya, vokal tinggi depan bundar yang berarti vokal itu dihasilkan dengan posisi lidah bagian depan tinggi dan bibir bundar. (LAN)
Sumber: Tata bahasa baku bahasa Indonesia. Edisi keempat. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.