Pandemi Covid-19 Tidak Berpengaruh pada Semangat Siswa untuk Berprestasi

Prof.Dr.Ir. Tineke Mandang, M.S.
Staf Pengajar Institut Pertanian Bogor

Situasi pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung, ternyata tidak menurunkan semangat para siswa Indonesia untuk tetap berprestasi. Setidaknya hal tersebut tercermin dalam ajang Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia (KoPSI). Menurut dosen IPB yang juga aktif dalam pembinaan dan penjurian KoPSI, Tineke Mandang, pandemi tidak begitu berpengaruh pada semangat siswa untuk berprestasi. Meski terjadi penurunan sekitar 3 persen di masa pandemi Covid-19,  prestasi tetap tumbuh. Berikut petikan wawancara tim redaksi majalah JENDELA dengan Tineke Mandang.    

Sejauh mana pandemi Covid-19 memengaruhi prestasi siswa di tingkat nasional maupun internasional?

Untuk kompetisi nasional, khususnya (KoPSI), berdasarkan data dari peminat yang mendaftarkan karyanya, ternyata jumlahnya tetap tinggi. Pada tahun 2021, sebanyak 2.441 karya tercatat masuk ke kami yang terdiri atas 912 atau 37 persen untuk kelompok bidang matematika, sains, dan teknologi; 374 karya atau 15 persen untuk kelompok bidang fisika terapan dan rekayasa, dan sebanyak 1.155 karya atau 47 persen untuk kelompok bidang ilmu sosial dan humaniora. Dibandingkan dengan pendaftar pada tahun 2019 (sebelum pandemi Covid-19), terdapat 2.513 karya yang terdiri atas 1.165 atau 46 persen untuk kelompok bidang matematik, sains dan teknologi, 315 karya atau 13 persen untuk kelompok bidang fisika terapan dan rekayasa, dan 1.033 atau 41 persen untuk kelompok bidang ilmu sosial dan humaniora. Artinya, selama pandemi Covid-19 hanya terjadi penurunan sekitar 3 persen.

Untuk kompetisi penelitian tingkat internasional juga sama, meskipun masih berlangsung secara online tetapi siswa Indonesia masih mampu berprestasi. Pada 2021, peserta Indonesia merebut medali perak di kompetisi Young Inventor Challenge (YIC). Selain itu untuk kompetisi penelitian Internasional bergengsi, yaitu International Science and Engineering Fair (ISEF) dengan jumlah peserta 80-an negara), siswa Indonesia meraih tiga special awards. Saya melihat prestasi tetap tumbuh meskipun di masa pandemi Covid-19, yang penting ada pendampingan, pembinaan dan arahan untuk siswa agar memilih topik yang dapat dikerjakan dengan kawalan protokol kesehatan.

Menurut Anda, apa peran Puspresnas dalam mengembangkan prestasi?

Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) memandang bahwa program kompetisi dan festival harus dapat dijadikan sarana pembinaan dan pengembangan kompetensi siswa dalam penguasaan ipteks. Puspresnas bahkan menggandeng dan memberdayakan alumni finalis KoPSI dalam kegiatan sosialisasi program dan pembinaan terhadap terhadap siswa. Memberi pembekalan tentang seluk beluk penelitian, misalnya memberi contoh-contoh metode penelitian dan bagaimana menganalisis data hasil observasi.  Selama masa pandemi Covid-19 pembekalan  dilakukan secara daring dengan menghadirkan narasumber sesuai topik sosialisai. Sebelum pandemi dilakukan onsite dengan menghadirkan akademisi/peneliti ke sekolah-sekolah. Untuk siswa yang terpilih untuk tampil di kompetisi internasional, Puspresnas memberikan pembinaan khusus dari segi substansi, bahasa maupun kesiapan mental (terutama motivasi dan kepercayaan diri).

Bagaimana proses seleksi terhadap siswa yang akan mengikuti kompetisi internasional dalam situasi pandemi Covid-19? 

Pertama, kita perlu mempelajari event yang akan diikuti. Tentu dapat dilihat track record kualitas penyelenggaraan event tersebut baik secara luring maupun secara daring. Bila event tersebut sudah bereputasi dalam pelaksanaan secara luring maka penyelenggara event akan menjaga kualitas pelaksanaan meskipun secara daring. 

Bagaimana memupuk minat penelitian para siswa?

Memperkenalkan penelitian kepada siswa dengan cara yang mudah dipahami. Caranya dengan menitiskan kepada alumni berprestasi untuk membangun semangat dan motivasi meneliti dengan bahasa mereka, bukan dengan bahasa buku. Selain itu, Kemendikbudristek juga telah menerbitkan buku “Meneliti itu Seru” yang menyajikan seluk beluk penelitian dengan gaya yang menarik dengan ilustrasi yang membangkitkan keinginan untuk meneliti. 

Apakah prestasi siswa di tingkat internasional cukup merata di wilayah Indonesia?

Prestasi pelajar nasional di tingkat internasional belum merata di seluruh wilayah Indonesia. Untuk KoPSI, prestasi masih didominasi siswa dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Namun pada tahun 2021 untuk kompetisi penelitian internasional, prestasi direbut oleh siswa dari Bali, Jakarta, dan Jawa Tengah.

Upaya agar prestasi siswa di wilayah Indonesia bisa lebih merata?

Sosialisasi lebih intensif, baik secara daring maupun luring. Dengan memanfaatkan berbagai network yang ada, lewat dinas pendidikan, sekolah, organisasi sekolah dan lain-lain. Membuka akses informasi seluas-luasnya sehngga mencapai sekolah-sekolah di daerah manapun. Pendekatan menjemput bola juga dilakukan dengan mengutus tenaga khusus seperti akademisi/peneliti dan alumni berprestasi untuk melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah.

Bagaimana sinergi dengan swasta dalam meningkatkan prestasi siswa di tingkat  internasional?

Sinergi yang dilakukan khususya antara lain kerja sama dalam hal pendanaan penelitian siswa, pemanfaatan fasilitas penelitian (laboratorium, peralatan, pembimbingan), namun perlu dibangun model kemitraan yang sesuai.

Peran yang bisa diambil oleh pemerintah daerah dan institusi pendidikan di daerah dalam meningkatkan prestasi siswa di daerahnya?

Pemerintah daerah dapat berperan dalam hal sosialisasi program-program Puspresnas terkait pembinaan bakat dan talenta siswa, dukungan pendanaan penelitian siswa, termasuk memfasilitasi izin penggunaan fasilitas. Secara khusus  dinas pendidikan dapat mendorong pihak sekolah untuk memotivasi dan mengizinkan siswa dalam keikutsertaan pada kompetisi, mengizinkan siswa melakukan penelitian di sekolah atau di luar sekolah, dan menyediakan guru-guru pembimbing. Selain itu lembaga pendidikan di daerah seperti perguruan tinggi atau lembaga penelitian diharapkan mendukung dalam penyediaan fasilitas penelitian (laboratorium, peralatan, bimbingan dalam percobaan, penyediaan ethical clearance, dan lain-lain.). Kenyataannya, prestasi yang dicapai siswa membawa nama sekolah dan daerahnya.