Prasyarat Keberhasilan Penerapan Kurikulum Darurat Di Masa Pandemi Covid-19

Oleh: Itje Chodijah

Anggota Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M)

Prasyarat Keberhasilan Penerapan Kurikulum Darurat

Di Masa Pandemi Covid-19


Pada masa pandemi Covid-19, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Anggota Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M)  Itje Chodijah mengatakan untuk mendapatkan output dan outcome yang maksimal dari  penerapan kurikulum darurat perlu ada kesepakatan seluruh guru di bawah arahan kepala sekolah akan tujuan yang hendak dicapai.  Berikut pandangan dan penjelasan lengkap Itje mengenai penerapan kurikulum darurat di masa pandemi Covid-19

 

Kemendikbud telah mengeluarkan kurikulum darurat menghadapi kondisi pandemi. Bagaimana pandangan Ibu mengenai kebijakan kurikulum darurat ini?

Menurut saya kebijakan tersebut memang perlu diambil, walaupun belum menjamin sekolah dapat mengadopsi dan menyesuaikannya. Kebijakan penerapan kurikulum darurat menjelaskan kurikulum pada satuan pendidikan dalam kondisi khusus memberikan fleksibilitas bagi sekolah untuk memilih kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa.

 

Apakah Ibu melihat kebijakan kurikukum darurat dapat memudahkan guru melaksanakan pembelajaran kepada peserta didik?

Seharusnya ini sangat memudahkan guru dan kepala sekolah untuk menentukan pola pembelajaran jarak jauh seperti apakah yang akan diadopsi untuk sekolahnya.  Bagi sekolah yang mengandalkan materi ajar atau buku teks pada saat proses pembelajaran mereka, akan mengalami kesulitan menentukan kurikulum yang tepat untuk digunakan.  Dalam hal ini sekolah harus mengambil keputusan bersama di bawah bimbingan kepala sekolah sehingga dapat dipastikan proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang sudah disepakati dari kurikulum yang dipilih dan bukan kejar-kejaran menghabiskan materi ajar.

 

Pelaksanaan kurikulum darurat bertujuan memberikan fleksibilitas bagi satuan pendidikan dalam menentukan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik.  Apa upaya yang perlu dilakukan agar menghasilkan output dan outcome yang maksimal?

Penting bagi sekolah dalam hal ini guru di bawah arahan kepala sekolah untuk memilih kurikulum yang bertepat guna dan fokus pada tujuan yang hendak dicapai melalui mata pelajaran yang ada. Sekolah perlu membuat jadwal yang sesuai dengan pola pembelajaran yang jarak jauh yang dipilih. Semua guru intensif berkomunikasi satu sama lain untuk menghindari menumpuknya tugas kepada siswa. Proses evaluasi pembelajaran dilakukan secara bertahap, bukan hanya lewat ulangan-ulangan yang diberikan kepada siswa.

 

Dengan adanya kebijakan kurikulum darurat, apakah persoalan materi belajar yang padat yang selama ini dikeluhkan sudah bisa teratasi?

Ini adalah masalah paradigma yang selama ini diyakini oleh guru bahwa mengajar itu identik dengan menghabiskan materi bukan mencapai tujuan yang ditetapkan dari kurikulum yang kemudian diturunkan ke dalam tujuan instruksional. Makanya saat ini walaupun terdapat kurikulum darurat kita masih sering mendengar keluhan siswa maupun orang tua tentang banyaknya materi atau tugas yang berlebihan.

 

Bagaimana agar kualitas siswa tetap terjaga meski adanya pengurangan-pengurangan materi dalam penerapan kurikulum darurat?

Pemahaman pedagogi guru dan kepala sekolah sangat diperlukan dalam hal ini. Pertama kepala sekolah dan guru menentukan tujuan esensial yang akan dicapai dalam satu semester. Kemudian membagi tujuan-tujuan tersebut untuk dicapai per dua mingguan. Selanjutnya menentukan teknologi atau media yang tersedia dan guru dapat menggunakan dengan nyaman. Setelah itu baru mencari materi yang tepat sesuai teknologi yang dipilih dan usia siswa. Evaluasi dilakukan secara berkala, baik dalam hal kesesuaian materi maupun teknologi yang dipilih. Dengan demikian maka proses pembelajaran dapat dilakukan secara efektif.

 

Bagaimana sebaiknya evaluasi pelaksanaan kurikulum darurat?

Kepala sekolah bersama beberapa guru membentuk tim evaluasi dan melakukannya secara intensif seminggu sekali. Mengidentifikasi implementasi yang berhasil dan yang masih perlu pembenahan. Tim evaluasi ini memantau juga efektivitas apakah proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru efektif dan mencapai tujuan.

 

Apakah penerapan kurikulum darurat dapat membantu siswa yang terdampak pandemi dan berpotensi tertinggal?

Seharusnya bisa. Sekali lagi butuh kecakapan kepala sekolah dalam membimbing guru dan melakukan monitoring intensif terhadap pelaksanaan pembelajaran. Kurikulum yang diterjemahkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah roadmap yang perlu mendapat perhatian implementasinya dalam proses pembelajaran.

 

Apakah sosialiasasi pelaksanaan kurikulum darurat sudah berjalan maksimal sehingga sudah dapat dipahami oleh tenaga pendidik?  

Menurut pandangan saya belum optimal masih banyak guru yang belum memahami adanya kurikulum darurat.

 

Apa saja masukan Ibu terhadap implementasi kurikulum darurat untuk pemerintah, guru, siswa dan orang tua murid?

Pemerintah sebaiknya terus memberi contoh-contoh implementasi kurikulum darurat ini dalam bentuk virtual sederhana yang dapat disebarkan dengan mudah dalam berbagai konteks. Pemerintah daerah melalui pengawas secara berkala melakukan komunikasi dengan kepala sekolah binaannya guna melakukan pendampingan. Kepala sekolah wajib melakukan pendampingan dan supervisi kepada setiap gurunya secara bergantian setiap hari guna memastikan bahwa proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah dipilih sekolah. Kepala sekolah harus memastikan bahwa guru tidak memberi beban kepada siswa secara berlebihan.

Guru harus mampu memilah dan memilih materi dan metode penyampaian yang tepat. Menggunakan tujuan pembelajaran sebagai tolak ukur bukan materi ajar. Guru sering berdiskusi di antara mereka untuk menyeimbangkan beban yang diberikan kepada siswa dan saling belajar dari keberhasilan satu sama lain. Guru harus menghindari pemberian tugas yang sampai harus memerlukan campur tangan orang tua atau orang lain untuk mengerjakannya.

Orang tua perlu menyadari peran utamanya sebagai pendidik bagi anak mereka. Sering-sering  berkomunikasi dengan wali kelas agar dapat memberikan pendampingan secara tepat. Mendisiplinkan anak dalam belajar. Siswa dalam hal ini perlu terus mendapatkan dukungan dari orang tua dan guru untuk mampu mengikuti pembelajaran jarak jauh.