Dukungan untuk Talenta Muda Berprestasi Asal Papua dan Papua Barat Mengikuti Kompetisi Nasional dan Internasional Hingga Kirim Pelajar Belajar Ke Luar Daerah

Halaman : 20
Edisi 65/Juni 2023

Menjadi wilayah paling timur Indonesia membuat Papua dan Papua Barat jauh dari keriuhan ibu kota dan sekitarnya. Tak jarang, wilayah dengan segudang potensi ini terlupakan serta dianggap tidak mampu bersaing dengan provinsi lain. Kini, keduanya bersiap memanen serta menatap masa depan talenta muda berbakat dari berbagai disiplin ilmu yang telah disiapkan dengan penuh kasih sayang dan konsistensi.

Mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 45 Tahun 2019, Puspresnas ditugasi untuk melaksanakan penyiapan kebijakan teknis, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan prestasi satuan pendidikan dan peserta didik. Seabrek lomba, kompetisi serta kegiatan menumbuhkembangkan dan menjaga nyala api prestasi anak muda Indonesia terus diadakan secara berkelanjutan oleh Puspresnas.

Meski di tengah suasana pandemi yang juga melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 2020, tugas pengembangan talenta dan prestasi ini tidak berhenti.  Tak hanya di daerah kota besar, pengembangan talent aini mencakup seluruh wilayah, termasuk Papua dan Papua Barat.

Antusiasme peserta didik dari kedua provinsi tersebut tercermin dari kehadiran mereka dalam beragam lomba maupun kompetisi yang dihelat oleh Puspresnas. Tersebutlah salah satunya Lidya Margareth Kuhuparuw, pelajar kelas IX Sekolah Menengah Pertama Kristen (SMPK) Shining Stars, Timika, Papua, yang dengan penuh semangat mengikuti Kompetisi Sains Nasional (KSN) tahun 2021.

Lidya, begitu sapaan akrabnya mengaku awalnya merasa kaget dapat lolos dalam KSN tingkat nasional tahun 2021. “Ini untuk pertama kalinya, saya mengikuti lomba hingga tingkat nasional dan dapat mengharumkan nama sekolah,” ucap pelajar yang kesehariannya menyukai membaca, mendengarkan musik, menari dan video editing ini saat dihubungi tim Jendela.

Lidya mengaku tidak menemui kendala meski lomba KSN 2021 dilakukan secara daring. Ia bahkan bersyukur karena guru pembimbing terus membantu dia dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba. “Selain itu orang tua dan teman-teman saya juga turut mendokan dan memberi semangat kepada saya,” ungkap Lidya yang berkompetisi dengan 244 peserta lomba bidang IPS lainnya.

Seperti yang menjadi harapan dari Puspresnas dan juga Lidya bahwa lomba ataupun kompetisi yang dilakukan dapat mencetak generasi muda tidak hanya dari Papua tapi juga dari seluruh wilayah di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang membanggakan dan mengharumkan nama bangsa di kancah nasional maupun internasional.

 

Dukungan Beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) dan Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK) untuk pelajar Papua dan Papua Barat

Berbicara mengenai penyiapan talenta muda di Papua dan Papua Barat tidak hanya cukup dengan restorasi infrastruktur bidang pendidikan namun turut diperlukan upaya membangun Sumber Daya Manusia yang memiliki daya pikir serta nalar yang kritis, kreatif dan adaptif terhadap perkembangan dunia pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi masa kini.

Dukungan pengembangan SDM tersebut diwujudkan melalui penyaluran Beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) oleh Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek yang dimana beasiswa tersebut memberikan kesempatan bagi putra-putri asli Papua lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) untuk mendapatkan kesempatan seluas-luasnya menempuh Pendidikan menengah (SMA dan SMK) di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten dan Bali.

Salah satu penerima Beasiswa ADEM tahun 2013, Wiruri Helena Aprilean Rarawi, misalnya. Dia menjalani kesempatan bersekolah di SMAN 1 Sukawati, Gianyar, Bali. Sebagai penerima Beasiswa Adem, siswa yang dipanggil Dede inni harus bersedia ditempatkan di SMA di luar Papua di seluruh wilayah Indonesia. “Terserah Tuhan mengutus saya kemana saja, saya siap”, pungkas, dara kelahiran Jayapura 1 April 1998 ini.

Tercatat pada bulan Maret 2021, untuk program Beasiswa ADEM bagi Papua dan Papua Barat sebanyak 2.082 siswa sudah lulus dari program beasiswa ADEM. Sedangkan, hingga kini tercatat ada sekitar 1.165 siswa yang tersebar di 6 (enam) wilayah persebaran program beasiswa tersebut.

Tidak berhenti dukungan pengembangan SDM untuk jenjang pendidikan menengah, dukungan pengembangan SDM tersebut juga menyasar peserta didik jenjang pendidikan tinggi melalui Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK). Hingga kini tercatat ada sekitar 1.193 mahasiswa dari Papua dan Papua Barat yang tersebar di 6 (enam) wilayah yang sama dengan persebaran program beasiswa ADEM.

Beragam kisah menarik dibagikan oleh mahasiswa penerima Beasiswa ADIK Papua yang menempuh studi di Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat. “Ketika kita keluar dari zona nyaman, beradaptasi dengan lingkungan yang baru, kuliah di luar kampung halaman tentu menjadi sebuah pengalaman yang menarik”, ungkap Donbosco Silver Taa, mahasiswa asal Kabupaten Nabire, Papua yang memilih program studi Bisnis Internasional pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Rasa rindu akan kampung halaman acapkali dirasakan oleh mahasiswa asal Papua ketika berkuliah di luar Papua. Seperti yang diceritakan oleh Debora Gertruida Mardhikaputri Karubaba, mahasiswa program studi Kedokteran Angkatan 2017 asal Kota Jayapura, Papua yang selalu timbul rasa rindu akan keluarga dan kampung halaman. “Namun, hal positif yang didapat adalah pengalaman kita bertambah serta pertemanan menjadi lebih luas”, pungkas Debora yang memiliki kegemaran membaca buku serta telah melakukan eksplorasi berbagai perpustakaan di Kota Bandung.

Melalui Beasiswa ADIK yang diberikan oleh Kemendikbudristek, Benedikta Tatago atau yang akrab disapa Ita, mahasiswa program semester 5 program studi Manajemen asal Nabire, Papua berharap untuk dapat memanfaatkan kesempatan yang diperoleh dengan sebaik-sebaiknya terutama dalam hal membantu perekonomian keluarga. “Merupakan sebuah anugerah yang harus disyukuri, saya dapat berkuliah di Universitas Padjadjaran,” tutup Ita.

Menjadi tugas kita Bersama dalam mendukung rencana Pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045 dimana Indonesia akan mendapatkan bonus demografi melimpah khususnya pada usia produktif. Terus gaungkan dalam sanubari kita bersama “Indonesia Bangkit, Indonesia Tumbuh”. (AWF)