Gotong Royong Dunia Pendidikan Hadapi Korona

Halaman : 12
Edisi 66/Mei 2024

Sejak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyerukan pembatasan sosial sebagai langkah pencegahan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia pada 15 Maret 2020, beberapa pemimpin daerah pun mengambil langkah penutupan sekolah dan tempat-tempat umum. Menghadapi situasi darurat ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengambil langkah-langkah untuk memastikan setiap anak didik tidak kehilangan hak pendidikannya.

Dengan semangat untuk terus bergerak, Kemendikbud mengajak semua pemegang kepentingan untuk bergotong royong, bekerja sama memastikan pembelajaran tetap berlangsung meskipun peserta didik tidak dapat hadir di sekolah atau kampus. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19 menyampaikan, pelaksanaan belajar dari rumah selama masa pembatasan sosial diharapkan dapat menjadi pengalaman berharga bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan untuk menuntaskan seluruh capaian kurikulum demi kenaikan kelas maupun kelulusan.

Bukan hanya memastikan pendidikan tetap berjalan, gotong royong menjadi semangat untuk mengambil peran dalam upaya menghadapi dan mengatasi pandemi Covid-19 melalui edukasi, layanan, dan bantuan bidang pendidikan dan kebudayaan.

 

Bersama Hadapi Korona

Salah satu langkah awal yang dilakukan Kemendikbud adalah dengan menginisiasi berdirinya portal Bersama Hadapi Korona dengan alamat situs bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id pada bulan Maret 2020. Portal ini dibuat dengan tujuan untuk menghimpun berbagai informasi kebijakan, panduan, dan layanan pendidikan dan kebudayaan selama masa pandemi Covid-19. Informasi yang terdapat pada laman pun berkembang seiring adanya kebijakan atau informasi terbaru terkait kondisi terkini penanganan Covid-19.

Dengan adanya portal ini, Kemendikbud berharap masyarakat memiliki sumber informasi tepercaya, sekaligus dapat memberi panduan bagi pemangku kepentingan ketika harus beradaptasi dengan kondisi dan cara belajar yang sama sekali baru. Hal yang tidak kalah penting adalah, ketika terdapat informasi yang tidak dapat dipercaya kebenaran dan sumbernya beredar di tengah masyarakat, portal Bersama Hadapi Korona dapat menjadi acuan resmi.

Beberapa fitur yang disediakan pada laman Bersama Hadapi Korona adalah Aplikasi Daring dan Televisi untuk Pembelajaran, Guru Berbagi, Panduan dan Surat Edaran, Informasi Terkini, serta Kunjungan Daring ke Museum. Salah satu fitur utama, yakni Aplikasi Daring dan Televisi untuk Pembelajaran, menyediakan berbagai alternatif media pendukung pembelajaran, baik secara daring, melalui siaran televisi, maupun sumber-sumber belajar yang bersifat bahan bacaan yang dapat diunduh.

Untuk mendukung pembelajaran secara daring, Kemendikbud merangkul berbagai perusahaan penyedia aplikasi pembelajaran dan jaringan telekomunikasi untuk menyediakan layanan belajar bebas biaya bagi pendidik dan peserta didik. Jumlah penyedia aplikasi dan jaringan yang bergabung pun bertambah sejak awal diumumkan karena kerja sama bersifat terbuka dan mengedepankan semangat gotong royong demi penyediaan akses dan layanan pendidikan pada masa pandemi.

Di sisi lain, kementerian juga menyadari kondisi belum meratanya ketersediaan jaringan listrik dan internet di Indonesia yang menyebabkan tidak semua peserta didik dapat mengikuti pembelajaran secara daring. Untuk itu, Kemendikbud bekerja sama dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI) meluncurkan program Belajar dari Rumah. Melalui program ini, diharapkan siswa yang wilayah tempat tinggalnya sudah terjangkau listrik namun belum tersedia internet, atau memiliki keterbatasan untuk berlangganan internet, tetap memperoleh dukungan pembelajaran melalui media televisi.

Setiap hari Senin sampai dengan Minggu, pendidik dan peserta didik dapat mengikuti mata acara yang sesuai dengan jenjang pendidikan, mencatat, dan kemudian memanfaatkan tayangan tersebut untuk mendukung pembelajaran, misalnya dengan memberikan tugas latihan dengan pendampingan. Kemendikbud menyediakan jadwal dan panduan pembelajaran setiap minggu yang informasinya diunggah di media sosial dan laman Kemendikbud.

Sebagai alternatif media pendukung pembelajaran lainnya, fitur Aplikasi Daring dan Televisi untuk Pembelajaran juga memuat sumber-sumber belajar yang terdiri dari bahan bacaan, lembar aktivitas, dan panduan berkegiatan bersama anak-anak dan remaja yang dapat dimanfaatkan oleh orang tua dan pendidik. Materi-materi yang terdapat pada sumber belajar tersebut dikumpulkan oleh UNICEF bersama anggota klaster pendidikan lainnya yaitu Save The Children, Plan International Indonesia, Wahana Visi Indonesia, Kerlip, Predikt, LPBNU, Muhammadiyah, Asia Foundation, Kompak, Inovasi/TASS, Tanoto Foundation, KYPA, Caritas Indonesia, dan lainnya yang tergabung dalam Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).

 

Relawan Covid-19

Sementara itu,  sebagai upaya gotong royong mencegah penyebaran Covid-19, pada akhir bulan Maret 2020 Kemendikbud mengundang mahasiswa tingkat akhir fakultas bidang kesehatan untuk menjadi relawan pencegahan penyebaran Covid-19. Hingga ditutupnya pendaftaran pada Selasa, 24 Maret 2020, tercatat 15.000 mahasiswa secara sukarela telah siap menjadi relawan.

Untuk menjalankan program ini, Kemendikbud bekerja sama dengan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) untuk menggalang dukungan secara sukarela dari para mahasiswa. ISMKI berkoordinasi dengan lebih dari lima belas organisasi mahasiswa kesehatan yang bernaung dalam Aliansi Organisasi Mahasiswa Kesehatan Indonesia (AOMKI) serta lebih dari delapan puluh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) fakultas kedokteran dan kesehatan dari seluruh Indonesia untuk menjaring mahasiswa relawan.

Mendikbud menyampaikan bahwa ajakan sukarela kepada mahasiswa bidang kesehatan dan bidang-bidang terkait lain untuk menjadi relawan adalah sesuatu yang sangat penting dilakukan untuk membantu pemerintah menangani wabah Covid-19. Relawan mahasiswa diterjunkan untuk melakukan program-program preventif dan promotif melalui komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat terkait Covid-19.

Sebelum ditempatkan, para mahasiswa calon relawan yang telah terjaring mendapatkan pelatihan intensif secara daring. Pelatihan pembekalan bagi relawan mahasiswa dilangsungkan selama tiga hari pada akhir bulan Maret 2020 dengan pemateri dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kementerian Kesehatan, dan para dokter senior. Sebagian mahasiswa mengikuti pelatihan melalui konferensi video, sementara lainnya menggunakan streaming video. Pelatihan ini menjadi bagian sangat penting agar para relawan paham dan bertindak sesuai protokol yang diberikan selama bertugas.

Setelah melalui tahap pelatihan, para relawan segera ditugaskan di Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan organisasi-organisasi kemanusiaan yang membutuhkan. Sebagian besar dari para relawan juga ditugaskan untuk menjalankan program-program promotif dan preventif di 34 provinsi melalui Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) yang berada di setiap daerah.

 

Bantuan APD

Sejak awal Maret 2020, Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RS PTN) dan Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri (FK PTN) telah melakukan berbagai upaya menyiapkan diri untuk dapat berperan sebagai test center dan melakukan penanganan pasien secara intensif. Melihat respons tersebut, Kemendikbud memberikan apresiasi dan langkah dukungan untuk memastikan keamanan dan keselamatan para relawan dan tenaga medis yang bertugas. Kemendikbud bekerja sama dengan empat kementerian dan lembaga menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis dan relawan di RS dan FK PTN.

Keempat kementerian dan lembaga yang bekerja sama dengan Kemendikbud tersebut adalah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Kesehatan, Kementerian Koordinasi Maritim dan Investasi, serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kemendikbud sendiri telah merealokasikan anggaran sebesar 405 miliar rupiah untuk memperkuat kapasitas rumah sakit pendidikan dan fakultas kedokteran sebagai pusat penanganan Covid-19.

Bantuan Alat Pelindung Diri (APD) tahap pertama diserahkan secara simbolis oleh Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Plt. Dirjen Dikti) Nizam kepada perwakilan relawan dan RSP Universitas Indonesia melalui telekonferensi pada 6 April 2020. Bantuan yang diserahkan berupa 2.000 baju APD, 2.000 pelindung muka (face shield) dan 466 sepatu bot. Pada tahap kedua, bantuan APD yang diserahkan berupa Hazardous Material Suit atau Baju Hazmat sejumlah 1.500 unit untuk RSP Universitas Airlangga, 1.000 unit untuk RSP Universitas Gadjah Mada (UGM), dan 500 unit untuk FK UGM.

Sampai dengan awal April 2020, sebanyak tiga belas RS PTN yang telah ditugaskan melakukan penanganan Covid-19, di antaranya tujuh RS PTN Badan Hukum (PTN-BH), yaitu Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Sumatra Utara, serta enam PTN Badan Layanan Umum (BLU), yaitu Universitas Andalas, Universitas Brawijaya, Universitas Mataram, Universitas Sebelas Maret, Universitas Tanjungpura, dan Universitas Udayana.

Setelah ketiga belas PTN tersebut, setidaknya ada tiga PTN dan tiga Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang turut menyatakan kesediaan untuk segera aktif mendukung penanganan Covid-19, mereka adalah Universitas Syiah Kuala, Universitas Jambi, Universitas Mulawarman, Universitas Pelita Harapan, Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, dan Universitas Trisakti.

 

Jadi Wisma Singgah

Gotong royong dalam penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19 juga dilakukan dengan memberikan dukungan kepada pemerintah daerah (pemda). Dukungan berupa bantuan penyediaan asrama yang berada di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikbud diberikan untuk dimanfaatkan menjadi tempat isolasi mandiri bagi masyarakat yang berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP) Covid-19 atau wisma singgah bagi tenaga medis, sesuai protokol kesehatan.

Asrama yang terdapat di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) dan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) tersebut biasanya digunakan untuk memfasilitasi peserta pendidikan dan pelatihan (diklat). Namun, dengan ditiadakannya kegiatan diklat akibat penyebaran wabah korona, makan asrama dapat dialihfungsikan sementara menjadi fasilitas isolasi mandiri atau wisma singgah. Mendikbud Nadiem Makarim mengimbau agar unit pelaksana teknis (UPT) di daerah dapat mempersiapkan asrama untuk mendukung pencegahan penyebaran serta penanganan Covid-19. Menghadapi kondisi kedaruratan tersebut, sebagian besar kegiatan pelatihan yang dilakukan UPT Kemendikbud pun beralih menggunakan moda dalam jaringan (daring). (PPS)