Menikmati Keragaman Seni Rupa di Masa Kenormalan Baru

Halaman : 12
Edisi 65/Juni 2023

Pameran Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) tahun 2020 dilaksanakan secara luring maupun daring. Pameran secara luring digelar untuk memberi kesempatan masyarakat menikmati pameran secara langsung di masa kenormalan baru saat ini. Sementara beberapa pameran lain digelar secara daring, untuk memberikan kesempatan masyarakat luas menyaksikan pameran-pameran tersebut melalui gawai.

Pameran yang dilaksanakan secara luring terdiri dari dua pameran, yaitu “Alam Ruang Manusia: Pameran Imersif Affandi” dan “Pameran Pusaka Pangeran Diponegoro: Pamor Sang Pangeran”. Pameran Imersif Affandi digelar di Galeri Nasional Indonesia, dari tanggal 26 Oktober hingga 25 November 2020. Pameran Pusaka Pangeran Diponegoro dilaksanakan di Museum Nasional Indonesia, dari tanggal 28 Oktober sampai dengan 26 November 2020.

Pameran Karya Affandi

Sosok Affandi (1907-1990) adalah perupa penting dan berpengaruh dalam perkembangan seni rupa modern Indonesia. Ia kerap disebut sebagai representasi seni rupa modern Indonesia di kancah seni rupa internasional. Menyaksikan karya-karya Affandi, kita seperti menemukan kekayaan khazanah visual dari sosok pembaharu seni lukis Indonesia yang juga turut berperan dalam dinamika kebudayaan nasional.

Pada masa kenormalan baru, masyarakat yang ingin menyaksikan kedua pameran luring tersebut diwajibkan melakukan registrasi secara daring, melalui laman pkn.id . Dalam satu hari dibuka sebanyak lima atau enam sesi kunjungan dengan jumlah pengunjung sesuai ketentuan di laman PKN.

Bercermin pada filosofi hidupnya yang dikenal dengan simbolisme “matahari, tangan, dan kaki”, kisah Affandi adalah kisah tentang daya hidup, kerja keras, dan terus melangkah maju. Rangkaian inspirasi yang kita butuhkan guna memulihkan diri dari situasi pandemi. Pameran ini mengajak pengunjung merasakan pengalaman imersif memasuki dunia lukisan Affandi, melalui sepilihan karya sang maestro yang disajikan dalam proyeksi gambar bergerak (video mapping projection) dengan iringan musik dan suara. Disuguhkan pula sejumlah lukisan Affandi koleksi Galeri Nasional Indonesia yang merepresentasikan perjalanan artistiknya dalam periode tahun 1940-an hingga 1970-an.

 

Pameran Pusaka Pangeran Diponegoro

Pameran “Pamor Sang Pangeran” menampilkan sosok Pangeran Diponegoro dalam bentuk yang kekinian. Kisah kehidupan sang pangeran akan ditampilkan dengan konsep mendongeng (storytelling) dilengkapi dengan teknologi video mapping dan komik manga ala Jepang yang sangat digemari kaum muda. Sang pangeran juga akan tampil bersama kuda kesayangannya, pusaka hidup bernama Kanjeng Kiai Gentayu dalam bentuk hologram.

Film animasi kisah Pangeran Diponegoro sejak penangkapan di Magelang (28 Maret 1830) hingga diasingkan ke Manado (3 Mei 1830) yang berjudul “Diponegoro 1830” juga akan melengkapi pameran berbasis teknologi ini. Dalam pameran ini disajikan pula foto-foto lukisan dan sketsa Diponegoro hasil karya seniman dalam periode 1807 hingga 2019. Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah suguhan pusaka-pusaka Pangeran Diponegoro yang pernah dirampas Belanda, serta Babad Diponegoro (1831-1832) yang merupakan naskah klasik otobiografi sang pangeran yang ditulis pada awal pengasingan di Manado.

Pameran ini adalah gambaran eksplisit semangat juang Pangeran Diponegoro melawan penjajahan Belanda. Pada masa pandemi seperti sekarang, pameran ini diharapkan menjadi alternatif hiburan yang edukatif bagi masyarakat Indonesia. Kehidupan dan perjuangan Pangeran Diponegoro juga dapat menjadi inspirasi dalam pembentukan karakter bangsa serta semangat berjuang dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Pada masa kenormalan baru, masyarakat yang ingin menyaksikan kedua pameran luring tersebut diwajibkan melakukan registrasi secara daring, melalui laman pkn.id . Dalam satu hari dibuka sebanyak lima atau enam sesi kunjungan dengan jumlah pengunjung sesuai ketentuan di laman PKN. Masyarakat diharapkan melakukan registrasi jauh-jauh hari sebelumnya dengan mengisikan data pengunjung dan tanggal kunjungan.

 

Pameran Daring PKN

Pameran PKN tahun 2020 yang digelar secara dari terdiri dari: 1. Pameran Seni Rupa Ketahanan Tubuh, 2. Pameran Nusa Rempah, 3. Pameran Warisan Dunia, dan 4. Warisan Pekan Kebudayaan Daerah. Pameran Seni Rupa Ketahanan Tubuh menampilkan karya-karya seni rupa perupa kontemporer yang terinspirasi situasi dalam masa pandemi Covid-19. Seniman-seniman yang berkontribusi dalam pameran ini antara lain Ponimin, Arif Syarifudin, Citra Sasmita, Aswino Aji, Kemalzedine, dan lain-lain.

Pameran Nusa Rempah berangkat dari prakarsa untuk mendiskusikan kembali pentingnya makna Jalur Rempah dalam kehidupan masyarakat Indonesia hari ini. Jalur Rempah adalah jalur perniagaan dunia yang terjalin di antara pulau-pulau di Nusantara sebelum kedatangan kolonialisme. Makna penting jalur ini tidak hanya terletak pada perdagangan rempah sebagai komoditas, tetapi juga pada proses pertukaran dan asimilasi budaya selama beberapa abad. Pameran Nusa Rempah merupakan refleksi atas narasi historis seputar jalur rempah tampil melalui karya-karya empat seniman kontemporer Indonesia, yaitu: Titarubi, kelompok Sembilan Matahari, Bandu Darmawan dan Ng Swan Ti.

Di laman PKN, kita juga dapat menyaksikan video tentang pameran Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) yang berlangsung di sejumlah daerah. Pameran PKD tersebut antara lain: “Wayang Ukur” karya Sukasman, “Nyerat Nyeret Garis” karya Purwadmadi, “Luksa Abstrak” karya Ardim, “Alam Minang Kabau” karya Kamal Guci. Dari video tersebut kita dapat menyaksikan keindahan karya-karya seni rupa para seniman kontemporer dari sejumlah daerah di Indonesia. (WID)