Pandemi Covid-19 Tak Surutkan Semangat Berprestasi Peserta Didik

Halaman : 12
Edisi 65/Juni 2023

Pandemi Covid-19 di Indonesia sejak Maret 2020 memang memberikan dampak yang hebat di berbagai sektor kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Ajang kontestasi dan kompetisi bagi peserta didik pun ikut terdampak di awal-awal pandemi Covid-19. Namun, semester kedua 2020, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) berupaya optimal memberikan wadah berkarya dan berekspresi bagi peserta didik melalui berbagai ajang lomba tingkat nasional.

Tercatat sebanyak 42 ajang talenta tingkat nasional dan 12 ajang talenta tingkat internasional diselenggarakan di 2020. Di 2021, terdapat 38 ajang talenta tingkat nasional dan 23 ajang talenta tingkat internasional. Total medali yang diberikan oleh Puspresnas Kemendikbudristek di seluruh ajang talenta tingkat nasional pada 2020 yakni sebanyak 2.309 medali, meliputi 811 medali emas, 676 medai perak, dan 822 medali perunggu.

Meski di tengah keterbatasan, para peserta didik tetap memberikan yang terbaik di setiap ajang talenta baik tingkat nasional maupun internasional. Terbukti pada 2020 lalu, kontingen Indonesia mampu meraih 37 medali di 12 ajang talenta internasional. Tahun ini, kontingen Indonesia sudah mampu meraih 48 medali di 23 ajang talenta internasional, data per 4 November 2021. Ada beberapa ajang talenta internasional yang belum selesai diselenggarakan tahun ini sehingga angka perolehan medali tersebut masih bisa bertambah.

“Biarkan saya menang. Tapi jika saya tidak bisa menang, biarkan saya berani untuk mencoba,” –Stephanie Handojo, peraih medali emas Special Olympics World Games 2011 di Athena

Tentu hal ini tak lepas dari peran sekolah, guru, dan orang tua para peserta ajang talenta tesebut. Mereka telah mendukung dan membangun semangat para peserta didik untuk tetap membangun eksistensi diri melalui aktivitas positif seperti mengikuti kompetisi dan lomba.

Peserta Kompetensi Siswa Nasional (KSN) 2020 jenjang SD kontingen DKI Jakarta, Aurelia Shafina, mengaku antusias mengikuti ajang talenta tersebut di tengah pandemi Covid-19. “Saya bersemangat karena telah melalui banyak persiapan dan banyak yang mendukung, yang terpenting adalah jaringan koneksinya harus baik,” tuturnya.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan, para peserta didik yang berpartisipasi pada ajang talenta tingkat nasional maupun internasional di tengah pandemi Covid-19 adalah generasi yang mampu mengambil hikmah dari bencana nonalam dengan tetap memberikan karya terbaik meski dilakukan secara virtual. Selain itu, hikmah lainnya adalah dengan semangat menolak menyerah dan tetap berprestasi dari rumah dari para peserta didik ini mampu melejitkan potensi yang dimiliki.

Mendikbudristek Nadiem Makarim juga menjelaskan, di tengah pandemi Covid-19, para peserta lomba ini ditantang untuk bernalar kritis dan berkreativitas lebih hebat lagi dalam menjawab setiap tantangan tersebut. Karakter yang tangguh seperti ini, kata dia, yang akan menjadi modal Indonesia tumbuh di masa depan. Karena dengan menantang diri sendiri untuk berprestasi adalah ciri sang juara sejati.

“Menjaga semangat dan optimisme di masa pandemi ini memang tidak mudah. Tapi para pemenang telah menunjukkan bahwa pandemi tidak menghalangi inovasi, meskipun banyak keterbatasan tapi tetap bisa berkarya dan berekspresi” –Mendikbudristek Nadiem Makarim

Senada dengan itu, di lain kesempatan, Plt. Puspresnas Kemendikbudristek, Asep Sukmayadi menambahkan, bahwa prestasi yang sesungguhnya adalah ketika kita memiliki peran positif untuk diri sendiri, untuk keluarga, serta untuk bangsa dan negara. “Apapun kondisi kita, tidak ada keterbatasan untuk menjadi yang terbaik. Terus semangat belajar, meraih mimpi, dan terus berprestasi, serta menjadi Pelajar Pancasila,” kata Asep.

Adaptasi Kebiasaan Berprestasi Baru

Penyelenggaraan ajang talenta secara virtual di tengah pandemi Covid-19 ini juga melahirkan sebuah strategi atau gagasan baru dalam pelaksanaannya, hal ini bisa disebut sebagai adaptasi kebiasaan berprestasi baru. Secara umum siswa tetap berada di rumah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan diawasi oleh orang tua serta pihak-pihak yang berwenang saat lomba tersebut berlangsung.

Peranti teknologi informasi dan komunikasi memiliki peran penting dalam pelaksanaan lomba secara virtual. Misalnya, internet, komputer, laptop, dan alat-alat lainnya yang relevan. Selain itu, mereka juga perlu mempersiapkan bahkan berkreasi untuk perangkat atau alat pendukung lomba yang ada di rumah.

Adaptasi kebiasaan berprestasi baru ini lebih menekankan pada ilmu pengetahuan para peserta lomba dan bukan pada praktik atau kemampuannya, namun tetap menanamkan nilai-nilai karakter sesuai dengan nilai-nilai karakter Pelajar Pancasila. Jika terdapat keterbatasan alat, jaringan, dan infrastruktur pada peserta lomba, maka pemerintah baik pusat maupun daerah akan memberikan bantuan afirmasi kepada mereka yang membutuhkan. (ABG)