Praktik-praktik Baik Program PPK Ini Tak Ubah Kurikulum Di Sekolah

Halaman : 16
Edisi 67/Juni 2024

Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) hadir tidak untuk mengubah struktur kurikulum yang sudah berjalan di setiap sekolah baik yang menggunakan Kurikulum 2013 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sekolah juga tidak perlu menambah waktu kegiatan belajar mengajar di kelas di luar ketentuan kurikulum yang diterapkan tersebut. Sejumlah praktik baik dari sekolah-sekolah di bawah ini merupakan contoh penyelenggaraan program PPK yang tidak mengubah kurikulum di sekolah.

Program PPK mendorong sekolah untuk menumbuhkan dan memperkuat karakter siswa melalui kegiatan ektrakurikuler, intrakurikuler, dan kokurikuler. Melalui program PPK, sekolah boleh mendesain budaya sekolah sesuai dengan kemampuan dan kearifan lokal di daerahnya sehingga menjadi ciri khas serta keunggulan sekolah itu sendiri.

“Sesuai arahan Presiden, saya ingin mengingatkan, bahwa sekolah kita harus berubah. Kalau ingin maju ya harus berubah. Dan berubahnya harus cepat, karena ketertinggalan kita dengan negara-negara lain sudah jauh,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, di Aula Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan DKI Jakarta pada suatu waktu.

Dalam menerapkan program PPK, sekolah diberikan kebebasan melibatkan orangtua, komite sekolah, serta para pemangku kepentingan di bidang pendidikan dan kebudayaan. Misalnya saja seperti yang dilakukan SMA Negeri 15 Kota Semarang, Jawa Tengah, orangtua dapat mengajar para siswa di kelas melalui Program Orangtua Mengajar. Hal ini dilakukan untuk memotivasi siswa dalam merancang masa depannya seperti yang diamanatkan dalam Kurikulum 2013.

Baca Juga: Praktik Baik PPK Budayakan Literasi Sekolah Melalui Ban Bekas.

 

Hadi Ibrahim Soleh, orangtua Nabila, siswa kelas XII SMA Negeri 15 Kota Semarang, menjadi salah satu pengajar dalam program sekolah tersebut. Dia menuturkan pengalamannya menjadi pengusaha ekspor-impor sejak awal hingga sukses seperti saat ini kepada para siswa. Hal itu dilakukan agar memotivasi siswa untuk berwirausaha setelah lulus sekolah kelak, terlebih lagi jika mereka tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.

Hadi mengatakan, siswa memiliki peluang usaha kecil untuk membiayai sekolah, seperti berjualan baju, berjualan gorengan, dan lainnya. “Kalau mau sukses, ya, harus mau berusaha dan berjuang, dimulai dari yang kecil. Tidak ada ceritanya orang tiba-tiba langsung jadi bos besar,” katanya seperti dikutip dari laman cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id

Hadi juga menjelaskan bahwa cita-cita anak harus disesuaikan dengan bakat dan potensi yang dimiliki seorang anak tersebut. Menanamkan semangat untuk menjadi diri sendiri kepada anak, kata dia, penting bagi orangtua dan sudah menjadi tugas orangtua untuk membimbing anak, termasuk jika mereka ingin belajar mandiri menjadi pengusaha.

Galih Endah Mukti, siswa XII IPA 2 SMA Negeri 15 Kota Semarang, mengaku Program Orangtua Mengajar di sekolahnya memberikan motivasi untuk menjadi orang sukses di kemudian hari. Terlebih lagi setelah dia mendengar pengalaman salah satu orangtua siswa itu. “Memang sukses itu tidak mudah, harus berani mengawali dari sesuatu yang kecil. Namun, yang paling penting adalah selalu ingat kepada Allah SWT di manapun berada,” ujarnya.

Program Orangtua Mengajar di SMA Negeri 15 Kota Semarang merupakan salah satu turunan dari Program PPK di mana orangtua terlibat langsung dalam proses pendidikan siswa di sekolah. Orangtua juga diajak untuk lebih memperhatikan tanggung jawab pendidikan anaknya terutama dalam hal pendidikan karakter. Program seperti ini dapat ditiru dan dikembangkan juga di sekolah-sekolah lain. (*)

Baca Juga: Praktik Baik PPK Bantu Kurangi Sampah Plastik, Sekolah Ini Juga Tanamkan Kejujuran

 

Nilai Utama Karakter Religius :

Kegiatan tausiyah dan dai yang dilakukan oleh siswa

Pendidikan wushta (hafal 30 juz alquran)

Sholat berjamaah setiap zuhur dan ashar

Absen shalat (guru mengingatkan siswa untuk shalat  melalui whatsapp ketika berada di rumah)

Membaca Al-Quran 40 menit sebelum masuk kelas Adanya kegiatan malam bimbingan iman dan taqwa.

Sumber: Hasil Monitoring dan Evaluasi PPK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017