Menindaklanjuti realokasi anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) senilai Rp 405 miliar, sejumlah rumah sakit pendidikan (RSP) dan fakultas kedokteran mulai menerima bantuan untuk penanganan Covid-19. Alat Pelindung Diri (APD) menjadi salah satu bantuan yang disalurkan Kemendikbud.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Plt. Dirjen Dikti) Nizam di Jakarta, akhir April lalu menuturkan, pihaknya secara bertahap mengirimkan bantuan APD dan dukungan lainnya ke rumah sakit pendidikan dan fakultas kedokteran untuk dapat meningkatkan kapasitas para relawan Covid-19. Menurut Nizam, hal ini merupakan bentuk sinergi dan gotong royong dalam menangani Covid-19 yang akan terus ditingkatkan.
Bantuan Alat Pelindung Diri (APD) yang dikirim berupa hazardous material suit atau baju hazmat sejumlah 1.500 unit untuk RSP Universitas Airlangga, 1.000 unit untuk RSP Universitas Gadjah Mada (UGM) dan 500 unit untuk Fakultas Kedokteran UGM. Selain PTN, beberapa fakultas kedokteran dari perguruan tinggi swasta juga menyatakan kesiapan untuk mendukung penanganan Covid-19.
Lebih lanjut, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Paristiyanti Nurwardani menjelaskan bahwa pengiriman APD telah dilakukan pada Jumat (24/4) yang lalu dan sudah diterima oleh pihak masing-masing RSP dan Fakultas Kedokteran Unair dan UGM.
“Pengadaan Baju Hazmat dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sedangkan untuk pengirimannya dilakukan oleh Biro Umum dan Pengadaan Kemendikbud selaku Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (Seknas SPAB),” jelas Paris.
Pengiriman APD untuk RSP Unair, RSP UGM dan Fakultas Kedokteran UGM ini merupakan tahap kedua penyerahan bantuan dari Kemendikbud untuk RSP PTN. Sebelumnya, Kemendikbud melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi juga telah menyerahkan bantuan APD berupa 2.000 unit Baju Hazmat, 2.000 unit pelindung muka (face shield) dan 466 unit sepatu bot yang diserahterimakan kepada RSP Universitas Indonesia dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Kegiatan Recon
Anggaran realokasi juga digunakan untuk program relawan Covid-19 yang merupakan mahasiswa program studi kedokteran dan kesehatan lainnya. Program ini dimulai dengan penjaringan yang dilakukan Kemendikbud bekerja sama dengan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) hingga terkumpul sebanyak 15 ribu mahasiswa.
Selanjutnya pada akhir Maret 2020, diselenggarakan untuk pertama kalinya pelatihan bagi relawan mahasiswa ini. Mendikbud membuka rangkaian pelatihan yang merupakan bentuk kerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia, Kementerian Kesehatan, dan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Paru Indonesia (PDPI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dalam memberikan pelatihan literasi dasar Covid-19 yang komprehesif dan holistik dari segi klinis dan public health.
Dari pelatihan tersebut, para relawan mahasiswa kesehatan dikelompokkan untuk diterjunkan ke lapangan tanpa bersentuhan langsung dengan pasien positif Covid-19. Ada yang akan ditempatkan di instansi seperti Kementerian Kesehatan untuk melayani pusat layanan informasi. Relawan yang sudah memiliki kompetensi sebagai tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, ners, ditugaskan di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta. (RAN)