Wajah Indonesia Dulu dan Kini dalam Cerminan Topeng

Halaman : 24
Edisi 68/November2024

Parade Mahadaya Topeng Nusantara

Wajah Indonesia Dulu dan Kini dalam Cerminan Topeng

 

Topeng atau masker sudah dikenal sejak zaman kuno dalam tradisi nusantara. Topeng dalam berbagai fungsinya hadir dalam berbagai ritual dan seni tradisi. Dalam cerita panji misalnya, sang tokoh selalu mengenakan topeng. Topeng juga dipercaya memiliki kekuatan magis untuk menangkal bala dan menjadi bagian dari ritual pengobatan. Hampir setiap etnik di Indonesia mempunyai tradisi topeng yang khas dan unik. 

 

Oleh karena itu, tidak heran jika Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) tahun 2020 menjadikan topeng sebagai salah satu pusat perhatian dalam penyelenggaraan PKN melalui acara yang Parade Mahadaya Topeng Nusantara. Parade ini sengaja dimasukkan ke dalam jadwal rangkaian acara pada hari terakhir penyelenggaraan PKN (30/11/2020) untuk memberikan kesan mendalam di penghujung perhelatan akbar ini.

 

Meskipun parade hanya dapat disaksikan secara daring melalui laman pkn.id atau melalui stasiun TVRI, namun acara ini tetap menjanjikan keunikan sekaligus kekayaan tradisi topeng nusantara. Hal ini karena sebelum parade diselenggarakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan telah terlebih dahulu menyelenggarakan Lomba Desain Topeng. 

 

Lomba yang diselenggarakan pada bulan Agustus 2020 ini mengangkat tema yang selaras dengan parade, yakni “Parade Mahadaya Topeng Nusantara”. Lomba terbuka untuk umum, baik bagi pelajar, mahasiswa, atau pekerja kreatif di seluruh Indonesia. Selain itu, lomba juga terbuka bagi peserta per orangan atau kelompok, dengan usia minimal 17 tahun. Hal ini juga menjadi salah satu upaya untuk meningkat keterlibatan publik pada PKN tahun 2020.

 

Ada dua kategori desain topeng yang dilombakan, yakni topeng tradisi dan topeng kreasi. Dalam kategori topeng tradisi, peserta lomba diharapkan dapat mengangkat semangat tradisi yang terinspirasi dari bentuk dan rupa topeng tradisi di nusantara. Peserta juga dapat mengangkat nilai sejarah dan cerita rakyat tentang pengobatan, ruwatan, wabah, dan lain-lain. Dalam kategori topeng kreasi, perupa diharapkan dapat menampilkan ekspresi wajah modern kontemporer atau ekspresi seni yang lebih bebas. Ide-ide kekinian dapat digunakan sebagai materi pembuatan topeng, seperti isu tentang wabah dan Coronavirus Disease 19 (Covid-19).

 

Salah satu hal yang menarik dari lomba ini adalah persyaratan bahan pembuatan topeng yang wajib terbuat dari material ramah lingkungan. Dengan memperhatikan ketahanan bahan dasar, peserta diwajibkan untuk membuat topeng yang berasal dari materi atau bahan daur ulang yang dapat hancur, seperti bambu, kertas, daun, kayu, atau bahan lain yang ditopang oleh kawat/aluminium. Penggunaan material berbahan plastik sama sekali tidak diperbolehkan.

Setelah melalui penilaian oleh tim penilai yang terdiri dari para ahli dan seniman yang teruji kapabilitas, kapasitas, dan kredibilitasnya di bidang seni, terpilihlah sepuluh pemenang lomba desain topeng. Lima pemenang untuk kategori topeng tradisi dan lima pemenang untuk kategori topeng tradisi. Karya dinilai berdasarkan orisinalitas, kreativitas, ekspresi, ergonomis atau fungsi ketubuhan. Berikut adalah karya-karya pemenang lomba desain topeng yang diikutsertakan dalam Parade Mahadaya Topeng Nusantara.