Ruang Kolaborasi Perguruan Tinggi dan DUDI melalui Kedaireka Kian Berkembang

Halaman : 39
Edisi 65/Juni 2023

Kedaireka menjadi terobosan yang digagas oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), yang kala itu masih bernama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kedaireka dirancang sebagai tempat bertemunya perguruan tinggi dan dunia usaha dan dunia industri (DUDI)—tanpa terkecuali perusahaan kecil—untuk berkolaborasi menciptakan beragam inovasi. Sejak diluncurkan Desember 2020 lalu, platform Kedaireka terus berkembang.

Tercatat, jumlah pengguna yang terdaftar di Kedaireka mencapai 20.705. Di dalamnya terdapat pengguna yang merupakan insan dikti yakni dosen di perguruan tinggi yaitu sebanyak 17.539. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa Kedaireka telah membuka kesempatan bagi dosen di perguruan tinggi untuk berkolaborasi dengan berbasis kesetaraan dan keterbukaan. Kolaborasi para dosen pun lebih tepat sasaran dalam mengkontribusikan hasil temuan dan solusi karena terhubung dengan lebih dari 800 entitas industri dan dunia usaha di Indonesia, mulai dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pemerintah Daerah dan Perusahaan Multinasional. Dengan demikian, mereka lebih mudah mencari peluang dari kebutuhan spesifik di tiap industri.

Sedangkan untuk total dari kalangan industri berjumlah 3.166 pengguna. Industri yang dimaksud berasal dari beragam entitas dunia usaha dan industri seperti disebutkan di atas. Kedaireka terbukti telah membuka peluang kolaborasi dan menghimpun ide solutif karena memungkinkan para insan dikti unggulan untuk membentuk jejaring. Kedaireka juga menampung 2.634 kontribusi solusi berkualitas sekaligus sebagai wujud dukungan berkelanjutan pemerintah.

Adapun tingkat kecocokan yang diperoleh antara perguruan tinggi dengan industri pada platform ini berada di angka 20 persen. Sementara itu, rerata kesesuaian dengan perguruan tinggi yakni 5 persen. Selain itu, ada 1.733 titik kecocokan antara industri dengan perguruan tinggi yang berhasil tercipta di Kedaireka.

Sebagaimana pernyataan Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek), Nizam, kolaborasi antara DUDI dan perguruan tinggi menjadi penting, karena ekonomi yang terus berinovasi. “Kita tidak bisa terus mengandalkan impor, baik itu kebutuhan pangan, kesehatan, manufaktur dan beragam kebutuhan lainnya,” ujar Nizam.

Sekretaris Ditjen Dikti, Paristiyanti Nurwardani mengatakan, pemerintah menyiapkan dana hibah untuk memfasilitasi program kerja sama antara perguruan tinggi dengan industri untuk menciptakan akselerasi ekosistem reka cipta dalam platform Kedaireka. Ia pun mengajak untuk menjadikan Kedaireka sebagai rumah bersama atau rumah kolaborasi yang bisa mempertemukan inventor dengan investor.

“Platform Kedaireka akan terbuka selama 24 jam bagi para inventor dan investor untuk dapat berdialog, menghasilkan karya yang dapat berguna bagi kemajuan negara,” ujar Paris.

Selain itu, Paris juga mengajak praktisi industri untuk bergabung menjadi dosen praktisi dan dosen luar biasa di Kemendikbudristek khususnya di perguruan tinggi negeri maupun swasta, dan mengundang para dosen untuk melakukan diseminasi hasil kerja melalui Kedaireka.

Kedaireka adalah program dibawah Ditjen Diktiristek, Kemendikbudristek. Oleh karenanya, agar mampu membangun ekosistem kerja sama yang baik antara industri dengan perguruan tinggi, Kedaireka terus melakukan komunikasi dan kerja sama dengan berbagai kementerian, seperti: Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Kedaireka juga memberikan pelatihan kepada perguruan tinggi kampus dan industri terkait pembuatan proposal, presentasi bisnis kepada Investor yang potensial (pitching) produk, strategi marketing ataupun hal lain yang bisa membantu meningkatkan potensi kecocokan (matching) antara kedua belah pihak. Kedaireka memahami bahwa rendahnya tingkat kecocokan antara industri dan perguruan tinggi terkadang disebabkan karena tidak samanya “bahasa” antar kedua pemangku kepentingan tersebut.

Oleh karena itu, Kedaireka menyelenggarakan forum penyesuaian (matchmaking forum) antara industri dan perguruan tinggi secara regular. Hal ini digunakan untuk membangun ekosistem kerja sama antar keduanya. Matchmaking forum harus menggunakan model hibrida dengan mengadakan pertemuan secara daring dan luring dengan mengangkat topik-topik tertentu (tematik). 

Selain itu, Kedaireka bekerja sama dengan Telkom dalam rangka membuat ekosistem inovasi berbasis bisnis rintisan (startup). Program ini berangkat dari program yang sudah ada sebelumnya (existing) dari dan Telkom yang memiliki permasalahan dan ingin diselesaikan melalui capaian (reachout) ke perguruan tinggi untuk selanjutnya membuat rintisan sebagai solusinya.

Kedaireka terus mengembangkan platform dengan mendorong pengembangan fitur yang diharapkan dapat membuat Kedaireka benar-benar menjadi pusat (center of gravity) kerja sama antara industri dan perguruan tinggi. Kedaireka juga terus menyampaikan pesan-pesan kolaborasi untuk mendorong kerja sama kampus dan industri di berbagai pelosok di Indonesia.

Kedaireka juga mendorong terselenggarakannya rapat koordinasi tingkat tinggi (high level meeting) untuk mempertemukan industri dan perguruan tinggi. Pada pertemuan tersebut, semua tokoh terkemuka dari pihak industri maupun perguruan tinggi dihadirkan. Dengan demikian, tercipta ruang untuk memberikan informasi dan peluang ke publik tentang agenda Kemendikbudristek. (DLA)