Imperfect
Tentang Mencintai Diri Sendiri dan Tetap Bersyukur
Film besutan Ernest Prakasa ini mengisahkan tentang perilaku body shaming yang marak terjadi di masyarakat. Film yang dikategorikan untuk remaja berusia 13 tahun ke atas ini dikemas dengan unsur komedi mengenai realita kehidupan.
Film Imperfect merupakan film yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari terutama untuk kalangan wanita. Film yang rilis di bulan Desember tahun 2019 ini bercerita tentang seorang bernama Rara yang sejak lahir fisiknya tidak memenuhi standar wanita cantik pada umumnya.
Ibunya, selalu menyuruh Rara untuk menjaga pola makannya, tapi Rara tidak peduli. Ia tetap hobi makan. Rara akhirnya mendapat berbagai komentar negatif tentang tubuhnya yang biasa disebut dengan body shaming.
Rara terlahir sangat berbeda dengan adiknya Lulu. Rara mengikuti gen sang ayah yang memiliki kulit hitam, rambut keriting dan berbadan gemuk. Di sisi lain, ia memiliki saudara yang cantik bernama Lulu. Lulu memiliki penampilan fisik seperti sang mama: kulit putih, wajah blasteran, dan berambut lurus. Sejak kecil, Rara sudah sering dibanding-bandingkan dengan sang adik. Akan tetapi, Rara merasa cuek karena ia sudah punya pacar, yakni Dika yang mau menerima Rara apa adanya.
Walaupun tidak memiliki tubuh ideal, Rara memiliki kekasih yang sangat menyayanginya, bernama Dika. Dika tidak pernah menuntut Rara menjadi cantik karena Dika mencintai Rara apa adanya. Di kantor, Rara memiliki sahabat yang bernama Fey yang selalu mendukung dan juga menerimanya.
Sampai suatu hari, tiba saatnya Rara harus menggantikan atasannya di kantor, pemilik perusahaan tempatnya bekerja. Ia meminta Rara untuk memperbaiki penampilan demi mendapatkan jabatan yang diinginkannya. Sebab menurut pemilik perusahaan itu, penampilan Rara harus dapat merepresentasikan perusahaan dengan baik.
Rara pun berusaha keras untuk mengubah penampilannya sebaik mungkin. Di sisi lain, Dika merasa takut jika Rara berubah penampilannya. Dika takut, Rara akan beralih menjadi sosok yang tak Dika kenal.
Perjuangan Rara pun membuahkan hasil, penampilan fisik Rara berubah drastis. Selain jabatan, ia mendapat perhatian, dan orang-orang yang meremehkannya berbalik mendekatinya. Meskipun Rara berhasil mendapat hal-hal yang ia dambakan, orang-orang yang dulu dekat dengannya justru merasakan perbedaan dari sosok Rara.
Perlahan, satu per satu dari mereka menjauh karena merasa Rara sudah berubah. Pola pikir, gaya hidup, hubungan personal dengan orang-orang sekitar Rara ikut terpengaruh. Lama kelamaan Rara sadar, setelah menjadi cantik, justru ia merasa ‘kehilangan’. Ternyata menjadi cantik itu belum tentu sebuah jawaban untuk menemukan kebahagiaan. Timbangan itu menunjukkan angka, bukan nilai.
Film ini membuka mata banyak orang betapa body shamming sangat menyakitkan terutama bagi si korban. Satu kalimat yang mengejek kondisi fisik seseorang bukan hanya mempengaruhi fisik itu sendiri, tetapi juga mental orang yang mendapat ejekan tersebut. Dampaknya bagi korban juga berdampak besar yakni menimbulkan trauma, rasa tidak nyaman, bahkan depresi.
Melalui film ini kita belajar tentang rasa syukur. Bukan hanya bersyukur dengan keadaan fisik yang kita miliki, tetapi juga bersyukur saat di sekitar kita ada orang-orang yang mau menerima kita apa adanya. Seperti tagline dari film ini “Ubah Insecure menjadi Bersyukur”. Kutipan itu benar-benar menjadi mantra bagi perempuan supaya mereka mau menerima bagaimana pun kondisi fisiknya sebagai pemberian Tuhan yang tak ternilai.
Dari segi akting, totalitas Jessica Mila sangat baik karena dia rela mengubah bentuk tubuhnya menjadi lebih berisi untuk memerankan sosok Rara yang bertubuh tambun. Tentunya, pengorbanan seorang Jessica Mila ini juga membuahkan hasil karena berhasil mengirimkan pesan moral agar kita lebih mencintai diri sendiri. Karakter Rara dalam film Imperfect ini juga terlihat berkembang dari yang sebelumnya insecure dengan fisiknya menjadi lebih bahagia ketika berhasil menerima kondisi fisik apa adanya.
Kebahagiaan tidak ditentukan oleh orang lain, tetapi diri kita sendiri dengan menerima dan menikmati bagaimanapun kondisi kita. Itulah titik awal kebahagiaan. Semoga film ini bisa membuat kita mampu bertoleransi terhadap perbedaan serta mengingat bahwa menjadi "tidak sempurna" bukan berarti tidak bahagia. Di dunia ini tidak ada yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Tuhan.
Deretan pemain yang terlibat yaitu Jessica Mila, Reza Rahadian, Yasmin Napper, Karina Suwandi, Dion Wiyoko, Kiki Narendra, Shareefa Daanish, Dewi Irawan, Ernest Prakasa, Clara Bernadeth, dan Boy William. (Laily/DLA/Diolah dari berbagai sumber)