Sekolah di era revolusi industri 4.0 saat ini sudah seharusnya menjadi tempat yang menyenangkan bagi seluruh komunitas sekolah. Sekolah juga dituntut agar mampu menghadirkan suasana yang aman dan nyaman bagi seluruh komunitas sekolah agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai. Dalam menciptakan suasana sekolah yang ideal tersebut tentu tidak dapat diwujudkan oleh pihak sekolah saja, butuh kolaborasi dari seluruh komponen komunitas sekolah dan pemangku kepentingan lainnya.
Komunitas sekolah tersebut meliputi kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, komite sekolah, seluruh staf sekolah seperti staf administrasi, staf laboratorium, staf perpustakaan, penjaga sekolah, satpam sekolah, dan lainnya hingga warga di sekitar sekolah. Kolaborasi seluruh komponen komunitas sekolah tersebut didasarkan pada komitmen bersama dengan kesamaan visi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
Dalam membangun sekolah yang menyenangkan juga tak lepas dari peran pemangku kepentingan yang ada di sekitar sekolah seperti wirausaha, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, lembaga atau instansi pemerintah, dan lainnya.
Sebagai rumah kedua bagi siswa, sekolah yang menyenangkan dapat terbentuk melalui sarana dan prasarana yang memadai. Misalnya, sekolah memiliki taman atau kebun sekolah dengan berbagai pepohonan, arena bermain, area hotspot jika memungkinkan, tempat parkir yang memadai, kantin sekolah yang bersih dan sehat, tempat ibadah yang representatif, halaman sekolah, ruang kelas, dan ukuran tempat duduk yang proporsional serta menjamin kebersihan di seluruh sudut sekolah. Selain itu, sarana pembelajaran siswa pun harus memenuhi standar baik dari jumlah, spesifikasi, dan kualitas yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007.
Baca Juga: Sekolah sebagai Rumah Kedua bagi Anak
Iklim pembelajaran tentunya punya andil besar dalam mewujudkan sekolah yang menyenangkan. Sekolah perlu memberikan pembelajaran dengan ragam pilihan tantangan bagi siswa sesuai dengan tingkatannya. Hal ini agar proses pembelajaran dapat bermakna dan berguna untuk jangka panjang serta dapat menjadi bekal siswa yang cukup untuk melangkah ke fase hidup berikutnya. Selain bervariasi, pembelajaran juga harus relevan dengan kehidupan sekolah sehingga menjadi representasi kehidupan dan tempat mengaplikasikan ilmu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Iklim pembelajaran juga sebaiknya dapat dilakukan oleh siswa kapan pun dan dimana pun serta melibatkan seluruh komponen komunitas sekolah. Pembelajaran di ruang kelas menjadi sebagian kecil saja dari rangkaian proses pembelajaran siswa. Tak lupa pembelajaran pun sebaiknya memanfaatkan teknologi agar mereka mengenal dan memahami hal-hal terbaru di zamannya khususnya di bidang pendidikan dan kebudayaan. (ABG)