Daerah 3T Butuh Pendidik Inovator

Halaman : 20
Edisi 65/Juni 2023

Bukan hanya membutuhkan akses internet, daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) juga membutuhkan pendidik yang kreatif dan inovatif. Dengan tipikal pendidik pejuang inilah keberadaan Rumah Belajar  dapat dimanfatkan secara maksimal oleh stakehonder pendidikan.

Pada saat ini, setelah jaringan internet dan seluler semakin luas, istilah terpencil berubah menjadi relatif. Selama mendapatkan akses ke sumber informasi, pendidik dan peserta didik yang tinggal di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) tidak lagi dapat disebut terpencil. Sebaliknya, seseorang yang tinggal di perkotaan dapat masuk kategori terpencil apabila tidak terhubung ke internet, sehingga tidak mendapatkan update informasi.

Melalui pemanfaatan jaringan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) layanan Rumah Belajar dapat menjangkau semua stakeholder pendidikan. Seorang peserta didik atau pendidik yang bertugas di daerah 3T dapat akses ke sumber belajar digital yang kaya materi pembelajaran, seperti buku elektronik, perpustakaan maya, media audio, video, animasi, multimedia interaktif, dan bank soal. Bahkan mereka dapat melakukan komunikasi bertatap muka dengan rekan sejawatnya, dengan nara sumber, ataupun sumber informasi yang dikehendakinya melalui video conference (vicon).

Baca Juga: Testimoni Pendidik: Rumah Belajar Tingkatkan Minat, Motivasi, dan Kemandirian

Fasilitas vicon sekarang sudah tidak lagi elitis. Kalau dulu vicon terbatas untuk para pejabat, saat ini melalui layanan Rumah Belajar, pendidik di daerah terpencil sekalipun dapat mengikuti vicon setiap saat. Dengan keberadaan Rumah Belajar di sekolah, tidak ada lagi predikat 3T bagi sekolah tersebut.

Sebagai upaya mendukung peningkatan kompetensi pendidik dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran, Ramah Belajar mengembangkan model sistem pendampingan jarak jauh bagi pengembangan inovasi pembelajaran. Konsep model pendampingan berdasarkan pada fungsi TIK sebagai media komunikasi, yakni menghubungkan audience dengan nara sumber. Audience yang dimaksud adalah peserta didik, pendidik, pengelola TIK sekolah, ataupun kepala sekolah. Sedangkan nara sumber bisa para ahli, praktisi, rekan sejawat, ataupun para pejabat pengampu kebijakan. Tujuan dari komunikasi ini di antaranya untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, informasi kebijakan, bimbingan teknis, dan problem solving.

Dengan komunikasi langsung jarak jauh diharapkan distorsi komunikasi yang selama ini terjadi dapat dieliminasi. Secara konvensional, apabila ada kebijakan baru dari pusat, maka akan disampaikan secara berjenjang melalui sosialisasi, penataran ataupun pelatihan yang diselenggarakan di tingkat pusat, kemudian ke propinsi, lanjut ke kabupaten,  baru kemudian di sekolah.

Baca Juga: Rumah Belajar Menambah Semangat

Proses komunikasi seperti ini cukup efektif namun kurang efisien dan sering menimbulkan perbedaan pemahaman terhadap informasi yang disampaikan. Oleh karena itu layanan pendampingan jarak jauh merupakan satu terobosan untuk mata rantai komunikasi yang terlalu panjang.

Portal Rumah Belajar, TV Edukasi, dan Radio Eduksi, merupakan media potensial yang mampu menghantarkan pembelajaran jarak jauh yang menjangkau seluruh titik sekolah di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah 3T. Proses komunikasi memungkinkan terjadi dua arah dengan pemanfaatan aplikasi rumah belajar, video conference, atau chatting.

Pendidik Inovator

Untuk menyukseskan pembelajaran jarah jauh, khususnya di daerah 3T, dibutuhkan pendidik inovator yang berperan sebagai agen perubahan. Setidaknya dibutuhkan seorang agen perubahan di setiap titik sekolah.

Agen perubahan adalah orang yang dapat memberi inspirasi, memotivasi, dan mengajak teman-teman sejawatnya untuk mengembangkan inovasi di lingkungan kerja masing-masing. Berdasarkan hasil survei dari sejumlah sekolah di daerah 3T, pada umumnya di masing-masing sekolah terdapat 3-5 pendidik yang memiliki potensi sebagai guru inovator pada sekolah masing-masing.

Baca Juga: Halo…Ini Lo Rumah Belajar

Terwujudnya kelas inovatif atau terjadinya inovasi pembelajaran menjadi target utama, karena inovasi pembelajaran merupakan inti dari pemanfaatan TIK di sekolah. Pemanfaatan TIK untuk inovasi pembelajaran adalah amanah dari Kurikulum 2013.

Dengan bimbingan jarak jauh, pendidik inovator dapat mengembangkan berbagai model pembelajaran inovatif sesuai tuntutan Kurikulum 2013, misalnya, model pembelajarn saintifik, PBL, Inquiry, Discovery, atau Flipp. Pemanfaatan TIK dapat bervariasi sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah. Portal Rumah Belajar, TV Eduksi, dan Radio Edukasi, akan menjadi mitra pendidik dalam pengembangan inovasi pembelajaran berbasis Kurikulum 2013. (Kusnandar, Pustekkom)