Saka Jamaluddin Inisiator Menulis Karya Ilmiah Bagi Siswa di Daerah Terpencil

Halaman : 13
Edisi 65/Juni 2023

Menulis karya ilmiah sering kali menjadi momok bagi para siswa, terutama mereka yang berada di wilayah terpencil karena keterbatasan akses informasi dan layanan pendidikan. Tapi, bagi Sakka Jamaluddin, seorang guru muda di Kabupaten Biak Numfor Papua, keterbatasan itu dapat ia tembus. Sakka menginisiasi Program Karya Tulis Ilmiah guna mendongkrak motivasi dan kemampuan menulis para siswa di provinsi paling timur Indonesia itu.

 

SAkkA mudA mengikuti seleksi program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) usai lulus perkuliahan di tahun 2011. Ia berhasil melalui proses seleksi ketat, bahkan menjadi peserta terbaik kedua saat mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Program SM3T, hingga meraih penghargaan sebagai guru muda berprestasi di daerah 3T dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di tahun yang sama. 

Sakka mendapatkan penempatan untuk mengabdi selama setahun di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua. Untuk berkomunikasi, Sakka harus menempuh perjalanan sejauh 1,5 kilometer dari sekolah, yang berlokasi di seputar tepi laut, dan hutan di Kabupaten Biak. Tidak jarang, Sakka mengalami keterlambatan informasi dari pihak Dinas Pendidikan, maupun keluarga. Rekan kerja maupun kolega menjadi solusi Sakka untuk mendapatkan informasi terbaru dari Dinas Pendidikan setempat.

Keterbatasan akses justru menjadi penyemangat Sakka dalam memotivasi semangat siswa untuk meneliti dan menulis karya ilmiah. Dia menginisiasi program Karya Tulis Ilmiah (KTI) se-Kabupaten Biak Numfor, bekerja sama dengan rekan guru, dan Dinas Pendidikan Kabupaten setempat. Program ini memberikan pelatihan dan pengarahan untuk karya penelitian bagi guru dan siswa.

Hasilnya, terdapat peningkatan jumlah keikutsertaan siswa di Kabupaten Biak Numfor pada kompetisi Karya Tulis Ilmiah, bahkan terdapat sejumlah siswa yang meneruskan jenjang pendidikan hingga luar negeri. Keberhasilan ini memacu keberlanjutan program Karya Tulis Ilmiah pada lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Biak Numfor.

Baca Juga: Sitanala Arsyad Ahli Konservasi yang Dedikasikan Hidupnya sebagai Pendidik

Kecintaan Sakka dengan karya tulis ilmiah berawal dari segudang prestasi yang diperolehnya semasa sekolah. Ia juga berprestasi di bidang menulis karya ilmiah sehingga semakin memacu kecintaannya pada bidang tersebut. Prestasi itu di antaranya peringkat tiga kompetisi KTI se-fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) di Universitas Negeri Malang (UNM), penerima hibah program kreativitas mahasiswa.

Saat ini, ia tetap bersemangat untuk terus meningkatkan kemampuan diri dengan mengikuti beragam pendidikan dan pelatihan (diklat), seperti IBL (Inquiry Based Learning), STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), Kesharlindung (Kesejahteraan, Penghargaan, dan Pelindungan) Profesi Guru, dan Simposium Nasional Guru IPA tahun 2018. Bahkan, Sakka berkesempatan untuk mendapat pelatihan ke Nagoya University Jepang di tahun 2019, untuk mewakili Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Ilmu Pengetahuan Alam.

Pembelajaran kreatif merupakan pendidikan yang sangat berkesan untuk Saka, yaitu pada pelatihan STEM untuk PPPPTK IPA. Menurut Saka, materi pelatihan dapat mendukungnya menciptakan kegiatan pembelajaran menarik di kelas. Keterbatasan infrastruktur bukan lagi menjadi alasan bagi para pendidik untuk tetap kreatif dan inovatif dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. (GRC)

Ditulis oleh Rani Kurniasari, PPPPTK IPA Bandung.