Beberapa trik bagi orangtua untuk menumbuhkan karakter menghargai perbedaan SARA (suku, agama, ras, antargolongan) pada anak, diantaranya sebagai berikut:
- Izinkan anak untuk berdiskusi sehari-hari di rumah mengenai SARA dan toleransi, termasuk tentang dampak radikalisme terhadap SARA yang terjadi di Sesekali orangtua yang lebih dahulu membuka topik tersebut
- Saat berdiskusi, latihlah anak berpikir kritis dan tekankan penanaman solusi yang terbaik dalam menghadapi perbedaan pandangan terhadap SARA
- Kenalkan anak pada etika dalam mengungkapkan pendapat dan komentar tentang SARA di media sosial. Hal ini agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan perseteruan
- Ekspos pemahaman anak tentang budaya, misalnya dengan mengunjungi pameran budaya atau kegiatan lainnya sebagai aktivitas rekreasi keluarga
- Rayakan hari besar budaya dan agama yang dianut bersama anak agar identitas keduanya perlu dihormati dan disyukuri selain mendidik mereka bertoleransi. Ajarkan pula nilai-nilai luhur dari aktivitas perayaan hari besar keduanya itu.
- Penting bagi anak untuk menghormati hari besar budaya dan agama lain, misalnya dengan cara membuat prakarya kartu ucapan untuk diberikan kepada temannya yang sedang merayakan.
- Jika anak berusia remaja, beri kesempatan kepada mereka untuk mengambil peran dalam implementasi konsep toleransi SARA. Misalnya, membuat desain poster, menulis artikel opini tentang toleransi di media, dan sebagainya.
- Menumbuhkan nilai kebinekaan kepada anak sebagai sesuatu kekuatan bangsa Indonesia di mata dunia. Contohnya, memperkenalkan karakteristik agama yang dianut masyarakat, adat istiadat yang menjadi kearifan lokal, ragam busana daerah, ragam bahasa daerah, dan lainnya.
- Tekankan pada anak bahwa Bhineka Tunggal Ika sebagai media persatuan beragam budaya bangsa dalam membentuk negara Indonesia seperti saat ini.
- Menumbuhkan nilai-nilai Pancasila dalam aktivitas sehari-hari. Orangtua perlu mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai Pancasila terlebih dahulu dan secara kreatif menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sang anak.
Baca Juga: Ini Langkah Menyikapi Tragedi pada Anak oleh Orangtua dan Guru