Komentar Pengunjung PKN 2019 Belajar Mengenal Budaya Hingga Bernostalgia Masa Kecil

Halaman : 22
Edisi 65/Juni 2023

Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) menjadi salah satu kegiatan besar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang diselenggarakan melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan pada tahun 2019 ini. Meski perdana, namun PKN dirasa benar-benar menjadi ruang bersama interaksi seluruh masyarakat dan budayawan, karena di dalamnya menyajikan kekayaan budaya Indonesia yang beraneka ragam dari setiap daerah.

Berlangsung selama satu minggu sejak tanggal 7 hingga 13 Oktober 2019, PKN menyita banyak perhatian dari berbagai kalangan seperti siswa, guru, mahasiswa, karyawan, dan masyarakat umum. Beragam acara hadir di dalamnya, mulai dari pameran, seminar, hingga konser yang diisi oleh penyanyi terkenal, salah satunya yaitu Naura.

Penyanyi cilik yang sukses membawakan lagu anak-anak lewat versi masa kini itu sangat terkesan dengan PKN. Baginya, PKN bisa dijadikan tempat untuk belajar mengenali kekayaan budaya Indonesia. “Ini keren banget, karena dengan adanya PKN ini, anak-anak zaman sekarang bisa mengenali kebudayaan Indonesia yang sangat beragam,” ujarnya usai menyanyi di PKN. Tidak hanya itu, putri dari penyanyi senior Nola Be3 ini juga mengajak kepada anak-anak Indonesia untuk mencintai dan melestarikan kebudayaan Indonesia.

Baca Juga: Perwujudan Amanat Undang-undang dan Ruang Ekspresi Budaya

 

Merayakan Keberagaman

Selain Naura, hadir pula Glenn Fredly, penyanyi senior Indonesia. Pria yang berasal dari Ambon ini merasa senang bisa menjadi pengisi acara PKN. Baginya, PKN menjadi wadah untuk merayakan keberagaman budaya Indonesia. “Ini sebagian kecil dimana kita merayakan keberagaman kita lewat acara Pekan Kebudayaan Nasional. Dan saya sangat senang, terlebih semangat anak-anak muda yang hadir. Mereka menginspirasi saya dan bekerja tanpa banyak omong,” serunya.

Keberhasilan PKN terwujud dengan banyaknya pengunjung yang hadir, salah satunya yaitu Ardi. Pria yang senang mendongeng ini merasa takjub dengan adanya PKN. Menurutnya, penyelenggaraan PKN sangat memberi manfaat bagi seniman dan masyarakat. “Acara ini harus selalu ada, karena lewat acara seperti ini para seniman ataupun anak-anak bangsa yang punya kreatifitas bisa difasilitasi untuk menunjukkan bakat mereka,” katanya.

 

Pemersatu Bangsa

Tak hanya dari wilayah Jakarta, banyak pengunjung yang hadir dari luar Jakarta. Sri Warsini, pengunjung dari Kabupaten Demak, Jawa Tengah, merasa sangat bangga bisa melihat langsung pelaksanaan PKN di Jakarta. “Acaranya sangat meriah, beragam seni dan budaya dari Aceh hingga Papua ada di sini. Ini menarik sekali, karena bisa menjadi pemersatu bangsa,” kata Sri, Kepala Sekolah SMPN 1 Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Selain itu, ia juga berharap agar penyelenggaraannya dapat dilakukan secara rutin setiap tahun.

Ummul Karimah, salah satu guru tari dari SMPN 1 Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah juga ikut mengantarkan anak didiknya menjadi pengisi acara dalam PKN. Baginya, PKN merupakan pembuktian kepada masyarakat bahwa budaya bukanlah suatu hal yang kuno. “PKN ini acara yang sangat luar biasa, dapat memberikan semangat kepada kita semua sekaligus membuktikan bahwa budaya itu fun, bukan sesuatu yang kuno,” ungkapnya penuh semangat.

Baca Juga: Ruang Bersama bagi Keberagaman Ekspresi Budaya

 

Nostalgia Masa Kecil

Kemeriahan PKN juga diakui oleh para relawan yang hadir dari seluruh Indonesia. Juliani Situmorang, salah satu relawan yang berasal dari Medan ini sengaja ikut mendaftar sebagai relawan dalam PKN karena rasa penasarannya terhadap kegiatan PKN. Mahasiswi semester akhir Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menggunakan pakaian adat Batak saat diminta mengirim foto sebagai salah satu persyaratan untuk menjadi relawan. Baginya, kegiatan yang mengangkat kebudayaan berskala nasional seperti PKN masih sangat jarang sekali.

“Saya senang sekali bisa berkontribusi dalam penyelenggaraan PKN, acara besar yang melibatkan semua daerah di Indonesia. Banyak budaya dari daerah lain yang belum diketahui, termasuk permainan tradisional. Buat saya, permainan tradisional ini jadi semacam nostalgia masa kecil dulu,” katanya.

Senada dengan Juliani, Bakti Setiawan yang menjadi relawan juga mengapresiasi PKN. Menurutnya, PKN merupakan kewajiban yang harus diselenggarakan rutin setiap tahun oleh Kemendikbud. “PKN baru pertama kali di Indonesia, tapi bagus banget. Ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan Kemendikbud setiap tahunnya, supaya kita nggak lupa sama kebudayaan kita sendiri,” ujarnya saat ditemui di salah satu stan PKN yang menghadirkan mumi.

Penyelenggaraan PKN berjalan sukses dengan melibatkan 58 sanggar seni, 31 seniman dan musisi, 400 petugas kebersihan, 93 petugas keamanan, 234 relawan, dan dihadiri oleh 9.356 tamu undangan. Selain itu, dalam kegiatan PKN juga melibatkan 453 orang panitia, 379 orang pemandu pameran, dan 3.265 pengisi acara, serta 4.324 orang peserta pawai budaya. Hingga hari akhir penyelenggaraan, tercatat sebanyak 203.245 orang pengunjung hadir menyaksikan PKN. (PRM)