Ruang Bersama bagi Keberagaman Ekspresi Budaya

Halaman : 7
Edisi 65/Juni 2023

Pekan Kebudayaan Nasional menjadi implementasi dari salah satu agenda strategi pemajuan kebudayaan, yaitu menyediakan ruang bagi keberagaman ekspresi budaya, serta mendorong interaksi budaya guna memperkuat kebudayaan yang inklusif. Selama tujuh hari pelaksanaan Pekan Kebudayaan Nasional, setidaknya terdapat 245 kegiatan yang terbagi ke dalam lima jenis aktivitas utama.

Ada lima aktivitas utama yang dapat diikuti dan dinikmati oleh masyarakat secara gratis di Pekan Kebudayaan Nasional (PKN). Pertama, Pasanggiri, yaitu kompetisi permainan rakyat berbasis objek pemajuan kebudayaan. Permainan yang dilombakan dari tingkat desa hingga pusat adalah gobak sodor, terompah panjang, egrang, dan lari balok.

Selain dikompetisikan, PKN juga menghadirkan Kampung Permainan Rakyat yang sederhana, di mana tidak memerlukan peralatan, fasilitas, atau logistik yang rumit. Kegiatan permainan tradisional ini diharapkan mampu mengasah dan mengembangkan permainan rakyat tersebut, sehingga menjadi lebih menarik dan bisa menjadi perhatian publik untuk pelestariannya.

Baca Juga: Pasanggiri: Upaya Kenalkan Permainan Tradisional pada Generasi Muda

Kedua, Pameran. Setidaknya terdapat 27 pameran di PKN 2019. Pameran tersebut antara lain Kekayaan Budaya 34 provinsi, Wastra Nusantara, Warisan Budaya Takbenda, Warisan Dunia, Kultur Perkayuan, Capaian Pemajuan Kebudayaan, Desa Percontohan Pemajuan Kebudayaan, dan Seni Rupa. Ada juga pameran berbagai artefak kebudayaan, purwarupa teknologi pemajuan kebudayaan hasil inovasi dari Kemah Budaya Kaum Muda, serta karya-karya unggulan dari kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang ditampilkan untuk publik.

Ketiga, Sawala Wicara, merupakan konferensi-konferensi yang membahas berbagai isu kebudayaan, antara lain pengetahuan tradisional, florikultura, ekonomi budaya, asal-usul DNA, ekologi, etno astronomi, etno botani, dan ketahanan pangan. Konferensi ini menjadi ruang pencerahan publik yang bertujuan untuk mempersiapkan perencanaan pembangunan berbasis kebudayaan. Beberapa isi yang diangkat dalam Sawala Wicara antara lain Platform Pemajuan Kebudayaan di Tingkat Lokal, Menghidupkan Lagi Pengetahuan Astronomi Tradisional, dan Sosialisasi Sistem Pendidikan Terpadu Melalui Seni dan Budaya.

Keempat, Pergelaran Karya Budaya Utusan 34 Provinsi serta Kultur Urban. Pergelaran ini tampil di empat panggung PKN 2019, yaitu Panggung Siger, Panggung Kaebauk, Panggung Guyub, dan Panggung Nusantara. Sederet seniman kenamaan Tanah Air turut meramaikan keempat panggung pertunjukan tersebut. Para seniman tersebut antara lain Maesto Gamelan Rahayu Supanggah, Ki Manteb Soedharsono, Didi Kempot, Barasuara, Navicula, Ras Muhamad, Maliq & D'Essentials, Fourtwnty, Danilla Riyadi, dan Naura.
 
Kelima, Pawai Budaya bertajuk ”Parade Digdaya Nusantara”. Parade Digdaya Nusantara merupakan pawai budaya yang menampilkan pertunjukan kesenian secara kolaboratif yang terdiri dari peserta dari 22 provinsi, baik mewakili pemerintah provinsi, kabupaten, maupun kota. Selain itu pawai budaya juga diikuti oleh sanggar seni dan komunitas budaya, antara lain Indonesia Permai, Suara Anak Bangsa, Rampak Nusantara, dan peserta Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS). Total peserta pawai budaya ini mencapai 4.324 orang.

Baca Juga: Ruang Muka Indonesia Bahagia

Secara umum, kegiatan di PKN 2019 terdiri dari 10 kompetisi (4 kompetisi permainan tradisional dan 6 kompetisi karya budaya), 36 sesi konferensi kebudayaan, 125 pertunjukan, 27 pameran budaya, 10 lokakarya warisan budaya, 50 ragam kuliner tradisional, dan 13 demo kuliner nusantara. Mengutip Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, “Marilah kita mendoa, Indonesia bahagia”, Pekan Kebudayaan Nasional diharapkan bisa menjadi ruang bersama untuk Indonesia Bahagia.

Dorong Munculnya Pekan Kebudayaan di Daerah
Kesuksesan PKN 2019 diharapkan bisa menjadi awal kebangkitan kebudayaan nasional sekaligus mendorong munculnya pekan kebudayaan di daerah-daerah di Indonesia. Setelah pekan kebudayaan di tingkat nasional ini, diharapkan pimpinan daerah, baik gubernur, walikota, atau bupati, selanjutnya bisa menggelar pekan kebudayaan di tingkat wilayah masing-masing.

Pekan kebudayaan yang diharapkan muncul di daerah-daerah, disesuaikan dengan kemampuan pemerintah daerah masing-masing untuk penyelenggaraannya. Yang paling penting adalah niat dan partisipasi pemerintah daerah dan masyarakat dalam memajukan kebudayaan daerah dan nasional.  

Dengan terwujudnya pekan kebudayaan secara berjenjang (dari daerah) menjadi dalam satu kerangka, diharapkan pada puncaknya nanti budaya-budaya daerah itu akan hadir dalam pekan kebudayaan tingkat nasional.  “Mungkin itu yang disebut oleh Ki Hajar Dewantara, bahwa kebudayaan nasional adalah puncak dari budaya-budaya daerah. Jadi yang terbaik yang muncul dari proses di tingkat paling bawah, lalu muncul ke permukaan, dan tampil di PKN,” tuturnya.

Baca Juga: Gotong Royong Ekosistem Kebudayaan dalam Diskusi

Kemendikbud merencanakan Pekan Kebudayaan Nasional akan diselenggarakan setiap tahun. Anggaran pun telah disiapkan, namun masih dalam proses penetapan lebih lanjut. Penyelenggaraan PKN 2019 sepenuhnya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurut Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, secara umum anggaran tengah disiapkan, namun belum diketahui jumlahnya secara pasti, karena masih dalam perundingan dan penyesuaian.

Komitmen pemerintah dalam menyiapkan anggaran untuk PKN secara tahunan karena kegiatan PKN telah menjadi prioritas nasional dalam bidang kebudayaan. Jika tahun ini PKN diselenggarakan di Jakarta, maka tak menutup kemungkinan di tahun-tahun berikutnya PKN akan diselenggarakan di provinsi lain seperti halnya Pekan Olahraga Nasional (PON).

Keseluruhan rangkaian Pekan Kebudayaan Nasional 2019 dibangun atas dasar gotong-royong dengan para pemangku kepentingan, para pelaku dan pegiat budaya, serta berbagai unsur kementerian/lembaga lain dan pemerintah daerah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan bahwa PKN merupakan perwujudan amanah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

PKN menjadi wadah untuk memfasilitasi ruang ekspresi keberagaman budaya dan mendorong interaksi budaya guna memperkuat kebudayaan yang inklusif. Sebagai ruang bersama, PKN diharapkan dapat mendorong terwujudnya sikap saling memahami, menghargai, dan menghormati di antara anak bangsa.