Perkembangan teknologi yang kian pesat membuat masyarakat harus bergerak cepat untuk mengikuti perubahan. Tak hanya orang dewasa, saat ini anak-anak juga semakin familier dengan teknologi, mulai dari materi belajar, tontonan, hingga permainan anak banyak yang disuguhkan melalui media. Oleh karena itu, anak-anak hendaknya melek media agar dapat memetik manfaat pada hal-hal yang positif.
Dikutip dari buku Seri Pendidikan Orang Tua “Melek Media” yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga (Bindikkel) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), melek media merupakan kemampuan seseorang untuk memahami, memilah, dan memilih yang baik serta menerapkan apa yang diserap dari media.
Melalui melek media diharapkan anak dapat mengenali dan membedakan mana informasi yang baik atau buruk. Selain itu, anak juga mampu memilah dan memilih informasi yang benar, serta tidak mudah terpengaruh hal-hal buruk yang bisa merusak dirinya.
Bagi anak, media akan membantu proses belajar, karena melalui media anak-anak bisa mencari materi-materi pembelajaran di sekolah secara mudah. Dalam bersosialisasi, media juga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antara anak dengan orang tua, atau menjalin pertemanan dengan teman sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Tidak hanya memberi pengaruh yang baik saja, tetapi media juga dapat memberikan dampak buruk bagi anak-anak, misalnya anak dapat mencari informasi yang berbahaya melalui media. Dampak buruk lainnya, anak menjadi kurang bergerak sehingga berpengaruh pada kesehatan anak seperti obesitas atau sakit mata. Media juga menjadi tidak baik bagi anak, jika anak terlalu asyik menikmati media yang digunakan maka anak akan menjadi kurang bersosialisasi dengan lingkungannya.
Beragam media yang ada di sekeliling kita mulai dari media cetak, elektronik, hingga digital sangat bermanfaat bagi masyarakat, termasuk anak-anak.
Baca Juga: Sekilas Pandang Revolusi Industri 4.0
Dampingi Anak Melek Media
Agar anak melek media, hendaknya orang tua mendampingi anak saat sedang menggunakan media. Hal ini bertujuan supaya orang tua dapat memberikan pemahaman secara langsung kepada anak terhadap informasi yang baik atau buruk dari media tersebut. Lalu bagaimana cara orang tua mendampingi anak melek media?
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua saat anak menggunakan media elektronik dan digital, misalnya orang tua bisa terlibat dalam akun media sosial anak. Orang tua perlu mengetahui apa yang diunggah anak pada akun media sosialnya, atau mengajarkan sikap apa yang harus dilakukan anak jika ada respon negatif atas unggahan tersebut.
Dalam menggunakan internet, ada hal-hal yang harus diperhatikan orang tua agar anak tidak terkena dampak buruknya. Misalnya, jika anak secara tidak sengaja masuk ke situs yang tidak pantas, orang tua dapat meminta anak untuk segera menutup konten tersebut.
Selain itu, jika anak dikirimi pesan porno atau konten yang tidak pantas lainnya, maka orang tua harus memberi pengertian pada anak supaya tidak membalas atau menyebarkan kembali. Agar terhindar dari kejahatan, orang tua dapat mengajarkan kepada anak bahwa tidak boleh menemui seseorang yang belum dikenal tanpa membicarakannya kepada ibu, ayah, guru, atau orang dewasa lainnya yang bisa dipercaya.
Selain menggunakan internet dalam gawai, laptop dan komputer, orang tua juga harus mendampingi anak ketika anak sedang menonton televisi (TV). Cara yang dilakukan adalah dengan memilih acara TV yang mendidik sesuai usia anak, dan berada di dekatnya ketika anak sedang menonton TV.
Saat mendampingi, orang tua bisa mengajak anak untuk berdiskusi atas tontonan tersebut, sehingga anak jadi tahu apa yang bisa ditiru atau harus dihindari dari tontonan tersebut. Ketika berdiskusi, orang tua diharapkan dapat memberi kesempatan dan mau mendengarkan anak dalam mengungkapkan pendapat atas tontonan yang dilihatnya.
Orang tua juga harus terus belajar tentang penggunaan internet dalam media digital.
Baca Juga: Siapkan Generasi Indonesia Berdaya Saing di Era Industri 4.0
Bijak Memilih Tayangan Media
Pada media TV, terdapat pengelompokan acara yang telah ditetapkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) berdasarkan penggolongan usia, yaitu SU untuk semua umur, P untuk usia prasekolah (2-6 tahun), A untuk usia anak (7-12 tahun), R untuk usia remaja (13-17 tahun), D untuk dewasa (18 tahun ke atas), BO untuk tayangan bimbingan orang tua, dan R-BO untuk tayangan remaja bimbingan orang tua.
Sebelum anak mulai menggunakan media digital, orang tua juga harus membuat kesepakatan dengan anak tentang waktu penggunaannya, misalnya maksimal 2 jam setiap harinya. Selain itu, orang tua harus memberi penjelasan kepada anak ketika tanpa sengaja melihat informasi yang tidak baik seperti pornografi atau kekerasan.
Bukan hanya dalam penggunaan media elektronik dan digital saja yang butuh pendampingan, namun orang tua juga perlu mendampingi anak ketika menggunakan media cetak. Beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua yaitu dengan menjadi teladan atau contoh orang yang mencintai buku. Kemudian, orang tua hendaknya memilih media cetak yang sesuai dengan usia perkembangan anak, menyediakan pojok baca di rumah agar terbangun kebiasaan membaca yang menyenangkan, dan sering mengajak anak ke tempat-tempat ramah bacaan seperti perpustakaan, taman baca, pameran buku, serta toko buku. (PRM)