Siapkan Generasi Indonesia Berdaya Saing di Era Industri 4.0

Halaman : 7
Edisi 67/Juni 2024

Revolusi industri 4.0 menuntut sumber daya manusia (SDM) dengan kemampuan tertentu untuk mampu bersaing di dunia global. Sejumlah pakar menyebutkan kemampuan yang harus dimiliki untuk mampu bersaing, yaitu kemampuan berkomunikasi, kemampuan berkolaborasi, kemampuan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, serta memiliki kreativitas dan berinovasi. Generasi unggul yang memiliki keterampilan tersebut, perlu dipersiapkan melalui proses pembelajaran sehari-hari di sekolah.

Awal Oktober 2019 lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan program digitalisasi sekolah sebagai upaya untuk mempersiapkan SDM menghadapi revolusi industri 4.0. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyebut program digitalisasi sekolah merupakan terobosan baru di dunia pendidikan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam berbagai aspek pembelajaran.

Program digitalisasi sekolah diluncurkan pertama kali di Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau, Rabu 18 September 2019. Pada acara tersebut Kemendikbud juga memberikan bantuan kepada daerah-daerah yang termasuk ketegori terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Hal itu merupakan langkah afirmasi untuk memperkecil kesenjangan dengan daerah-daerah lain yang lebih maju.

Digitalisasi Sekolah merupakan implementasi dari pembelajaran baru atau new learning, yang dipersiapkan untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Karakteristik pembelajaran baru berpusat pada siswa, menggunakan multimedia, mengutamakan pekerjaan kolaboratif, pertukaran informasi, dan mendorong pemikiran kritis dan pemecahan masalah.

Baca Juga: Digitalisasi Sekolah Tak Hilangkan Pembelajaran Tatap Muka

Siswa tidak hanya belajar dengan cara-cara konvensional dengan mendengarkan ceramah dari guru dan membaca buku pelajaran saja. Namun, mereka ditantang untuk mengumpulkan informasi-informasi yang relevan, berkolaborasi dengan teman, dan memecahkan masalah dari persoalan yang dihadapi serta mempresentasikannya.

Kelebihan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di sekolah, kata Mendikbud Muhadjir, dapat mempermudah proses belajar mengajar karena para siswa dapat mengakses semua bahan ajar ataupun bahan ujian dalam satu jaringan. Selain itu, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena melibatkan multimedia, tidak hanya berupa teks.

Dalam mendukung pembelajaran berbasis TIK tersebut, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) Kemendikbud telah mengembangkan layanan pembelajaran daring yaitu Rumah Belajar. Layanan ini dapat diakses secara cuma-cuma oleh siswa atau masyarakat lainnya.

 

Peran Guru Semakin Penting
Program digitalisasi sekolah ini membuat peran guru semakin penting. Guru tidak hanya mengajar, tetapi guru harus menguasai sumber-sumber di mana siswa dapat belajar. Siswa dapat belajar dari mana saja, dan guru mengarahkan dimana menemukan sumber-sumber belajar yang bermanfaat.

Guru juga berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran para siswanya. Sebagai fasilitator, peran guru yakni memfasilitasi dan mencari narasumber yang relevan dengan materi yang dipelajari. Proses pembelajaran perlu dikemas dengan menyenangkan dan sesuai zamannya.

Digitalisasi Sekolah merupakan implementasi dari pembelajaran baru atau new learning, yang dipersiapkan untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Karakteristik pembelajaran baru berpusat pada siswa, menggunakan multimedia, mengutamakan pekerjaan kolaboratif, pertukaran informasi, dan mendorong pemikiran kritis dan pemecahan masalah.

Baca Juga: Digitalisasi Sekolah Akan Mampu Tingkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa

Selain itu, peran guru yang juga sangat penting adalah sebagai penjaga gawang informasi atau gate keeper. Guru harus mampu menyaring informasi, dan informasi yang membahayakan siswanya harus dibendung oleh guru.

Peran guru sebagai penjaga gawang informasi ini semakin penting karena saat ini arus informasi sangat kencang terutama melalui telepon pintar. Oleh karena itu, guru harus meningkatkan kompetensinya dalam penguasaan TIK dan bagaimana memanfaatkan TIK dalam pembelajaran.

Program digitalisasi sekolah tidak akan menghilangkan proses pembelajaran secara tatap muka. Pembelajaran secara tatap muka antara guru dan siswa di kelas tetap penting dan tidak tergantikan, dan akan diperkaya dengan konten-konten digital yang menarik. "Pembelajaran dengan tatap muka antara guru dan siswa masih menjadi cara yang paling tepat, terutama dalam pembentukan karakter siswa," ujar Mendikbud Muhadjir saat peluncuran program digitalisasi sekolah. (WID)