Literasi Keluarga Bagian dari Penguatan Pendidikan Karakter

Halaman : 18
Edisi 68/November2024

Kebijakan pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah mengatur penyelenggaraan sekolah dilaksanakan delapan jam sehari selama lima hari dalam seminggu. Permendikbud itu dikeluarkan dengan salah satu alasan untuk mendorong para orangtua siswa menumbuhkan pendidikan karakter pada anak-anaknya baik di lingkungan keluarga itu sendiri maupun di lingkungan sekitar rumahnya.

“Kami juga mendorong literasi keluarga agar orangtua memperhatikan pendidikan anaknya, karena pendidikan karakter pertama kali ada di keluarga,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hamid Muhammad.

Literasi menjadi salah satu kunci utama bagi siswa dalam memenangkan persaingan global ke depan dengan anak-anak dari negara lain. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berupaya mempercepat internalisasi kemampuan literasi siswa, guru, maupun orangtua baik di sekolah melalui gerakan literasi sekolah dan atau di keluarga melalui gerakan literasi keluarga.

Pada dasarnya orangtua memiliki peran besar dalam menciptakan lingkungan di rumah yang aman, nyaman, sehat, dan menyenangkan bagi anak-anak sehingga mereka betah berada di dalam rumah. Salah satu cara mewujudkan kondisi tersebut adalah dengan mengembangkan literasi keluarga melalui pengenalan buku-buku yang sesuai dengan usia dan kemampuan literasi anak-anak tersebut.

Baca Juga: Kenalkan Macam-macam Literasi Ini pada Keluarga

 

Para orangtua dapat mengajak anakanaknya untuk membangun kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung yang merupakan bagian dari literasi keluarga. Lebih dari itu, anak juga dapat diasah kemampuan analisisnya seperti memperhitungkan, memroses informasi, mengomunikasikan, dan menyimpulkan dari buku-buku yang telah di baca sebelumnya.

Pembiasaan membaca di rumah dapat dilakukan dengan menjadikan orangtua sebagai teladan bagi anak-anaknya atau dengan kata lain orangtua harus gemar membaca. Selanjutnya, orangtua dapat membangun lingkungan fisik yang ramah literasi seperti menyediakan pojok bacaan, perpustakaan rumah, dan lainnya. Lingkungan sosial di rumah pun perlu dibangun secara efektif dan komunikatif seperti membiasakan membaca selama 15 menit sehari, memiliki jadwal berdiskusi tentang isi buku yang telah dibaca, dan lainnya.

Pembiasaan membaca di rumah memiliki beberapa tujuan diantaranya untuk meningkatkan rasa cinta membaca di lingkungan keluarga, meningkatkan kemampuan memahami bacaan dan berprikir kritis serta meningkatkan kemampuan menganalisis dan kemampuan verbal dalam mengulas informasi yang telah didapat dari bacaan. Selain itu, tujuan lainnya adalah mempererat ikatan dan hubungan personal dalam keluarga ini, menciptakan budaya literasi di lingkungan keluarga serta mengembangkan kearifan lokal, nasional, dan global.

Baca Juga: Saatnya Penyelarasan Antar Pemangku Kepentingan

 

Literasi keluarga tidak harus ditumbuhkan di dalam rumah saja, lingkungan sekitar rumah pun dapat dijadikan sumber belajar bagi anak-anak khususnya kemampuan literasi mereka. Misalnya, para orangtua mengajak anakanaknya berkunjung ke taman bacaan masyarakat, perpustakaan daerah, toko buku, dan lainnya. Bahkan, para orangtua juga dapat saling bertukar buku untuk menambah variasi bacaan bagi anakanaknya sehingga mereka tidak merasa bosan.