Peduli Perfilman, Kemendikbud Bantu Sarana dan Prasarana Produksi Film Sekolah

Halaman : 14
Edisi 66/Mei 2024

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan  Kebudayaan (Kemendikbud) sangat serius mengembangkan perfilman Indonesia terutama dalam hal sumber daya manusia (SDM) perfilman, salah satunya melalui pembukaan kompetensi keahlian Produksi Film di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tak tanggung-tanggung pemerintah juga memberikan bantuan sarana prasarana produksi film bagi SMK Perfilman dan sekolah lainnya yang memiliki laboratorium seni budaya film (LSBF).

Dimulai sejak 2017, Kemendikbud memberikan bantuan sarana prasarana berupa alat produksi film kepada 31 sekolah yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Tahun 2018, bantuan yang sama dialokasikan untuk 20 sekolah. Hal itu dilakukan agar dapat mendorong dan meningkatkan kompetensi siswa untuk membuat film yang sesuai dengan standar dunia usaha dan dunia industri (DUDI), khususnya bagi siswa-siswi SMK Perfilman.

“Ini kan baru membangun (SMK Perfilman), sebelumnya beberapa sekolah dibantu juga dari segi laboratorium, kita (Kemendikbud) bantu meski belum semua tertata dengan rapi,” kata Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud, M. Bakrun, saat diwawancarai di Kantor Kemendikbud.

Bantuan alat produksi yang diberikan ke sekolah tersebut mulai dari alat perekam gambar hingga perangkat penyuntingan.

Baca Juga: Pembukaan Jurusan Baru di SMK Perfilman Peran dan Dukungan Pemda Dibutuhkan

Selanjutnya, Kemendikbud juga memberikan perlengkapan tata cahaya dan tata suara guna mendukung pengambilan gambar yang sesuai dengan tujuan produksi film termasuk genset sebagai cadangan sumber listrik. Tak hanya itu, perangkat penyuntingan berupa satu set komputer canggih pun diberikan beserta perangkat lunaknya yang orisinal.

Selain bantuan itu, Kemendikbud pun memfasilitasi lokakarya perfilman bagi siswa-siswi di berbagai wilayah Indonesia yang memiliki minat di bidang perfilman. Lokakarya itu diselenggarakan mulai dari tingkat dasar hingga tingkat lanjutan sesuai kompetensi siswa tersebut. Berbagai materi perfilman dalam lokakarya itu pun disampaikan oleh sineas-sineas handal dan profesional sesuai dengan bidangnya masing masing. Materi lokakarya yang diberikan meliputi penulisan naskah, sinematografi, penyutradaraan, dan lainnya.   

“Sumber daya manusia di bidang perfilman merupakan modal utama dalam membangun karakter bangsa melalui karya film,” ujar Kepala Pusat Pengembangan Perfilman Kemendikbud, Maman Wijaya.

Tak hanya itu, Kemendikbud juga memberikan bantuan pendirian atau pembangunan LSBF di berbagai sekolah menengah di wilayah Indonesia baik SMK maupun Sekolah Menengah Atas (SMA). Sejak 2014, sekitar 50 sekolah di berbagai wilayah Indonesia telah menerima bantuan tersebut dan rencananya 12 sekolah akan menyusul di tahun ini.

“Kami berharap dengan adanya laboratorium seni dan film ini dapat lebih berinovasi dan lebih berkreativitas lagi,” tutur Direktur Kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Restu Gunawan, di SMA Negeri 1 Cirebon, Jawa Barat.

Baca Juga: Kompetensi Keahlian Perfilman di SMK Perjalanan Pembukaan SMK Perfilman

Bantuan LSBF ini merupakan suatu upaya dari pemerintah untuk mendukung potensi siswa-siswi Indonesia yang memiliki potensi di bidang kesenian, kebudayaan, dan perfilman namun memiliki keterbatasan terkait sarana prasarananya. Ke depan, melalui LSBF nilai-nilai budaya, kearifan lokal, dan karakter bangsa akan terus lestari di negeri Indonesia tercinta ini. (ABG)

Breaker: Dimulai sejak 2017, Kemendikbud memberikan bantuan sarana prasarana berupa alat produksi film kepada 31 sekolah yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Tahun 2018, bantuan yang sama dialokasikan untuk 20 sekolah.