Pendidikan karakter merupakan kunci yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak. Selain di rumah, pendidikan karakter juga perlu diterapkan di sekolah dan lingkungan masyarakat. Pada hakikatnya, pendidikan memiliki tujuan untuk membantu manusia menjadi cerdas dan tumbuh menjadi insan yang berbudi pekerti.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy mengatakan, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan poros utama perbaikan pendidikan nasional yang berkaitan erat dengan berbagai program prioritas pemerintah. Lima nilai karakter utama pada PPK meliputi religius, nasionalis, mandiri, integritas, dan gotong royong.
“Program Penguatan Pendidikan Karakter diharapkan menjadi ruh dari pendidikan nasional. Nilai utama karakter PPK tidak hanya menyasar para siswa, tetapi juga pada pendidik dan orangtua sebagai pendidik utama dan pertama,” ujar Mendikbud Muhadjir beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Lima Peran Guru Tumbuhkan Sikap Kebinekaan Siswa
Selain lima nilai karakter utama, melalui PPK, pemerintah juga mendorong peningkatan literasi dasar, kompetensi berpikir kritis, kreatif, komunikatif, kepercayaan diri, dan kolaborasi. Untuk mencapai tujuan penting tersebut, bukan hanya guru yang menjadi tombak utama untuk mewujudkan tujuan dari Program PPK, tetapi keluarga dan masyarakat sebagai unsur dari tripusat pendidikan harus ikut serta karena semua saling mempengaruhi satu sama lain.
Salah satu implementasi PPK di sekolah dilakukan dengan menguatkan peran guru dan kepala sekolah melalui revitalisasi peran dan fungsi kepala sekolah sebagai manajer, dan guru sebagai inspirator PPK. Diharapkan, pembelajaran berbasis penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah dan di luar sekolah melalui PPK, dapat menghadirkan generasi muda yang berdaya saing dan memiliki karakter positif.
Dalam mempersiapkan Generasi Emas 2045, pemerintah menguatkan karakter generasi muda agar memiliki keunggulan dalam persaingan global abad ke-21.
Orangtua dan sekolah harus memiliki komunikasi yang baik mengenai perkembangan belajar anak di sekolah. Orangtua juga sebaiknya terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan Program PPK sebagai pendukung bagi anak. Misalnya, terlibat aktif di hari pertama sekolah dengan mengantarkan anaknya ke sekolah, mendampingi anak di acara pentas seni budaya, dan lainnya.
Baca Juga: Lima Peran Guru Tumbuhkan Sikap Kebinekaan Siswa
Kemudian orangtua juga dapat terlibat sebagai sumber belajar anak-anak. Misalnya, sekolah menjadikan orangtua sebagai narasumber di kelas, orangtua terlibat dalam proyek pekerjaan rumah sang anak di akhir pekan, orangtua sebagai pengajar ekstrakurikuler di sekolah, dan lainnya. Berbagai praktik baik dalam PPK pun bisa dilakukan melalui kolaborasi tripusat pendidikan baik di dalam maupun di luar sekolah.
Salah satu contoh nyata praktik baik Program PPK yang dilakukan oleh SMA Negeri 15 Semarang, Jawa Tengah, adalah Program Orangtua Mengajar. Wakil Kepala SMA Negeri 15 Semarang, Sukisroyi menjelaskan, sejak dimulai pada pertengahan Desember 2016, Program Orangtua Mengajar merupakan bentuk partisipasi kalangan orangtua untuk pendidikan sebagaimana diamanahkan dalam Kurikulum 2013. Dalam program itu, peran orangtua tidak hanya mengajar saja, melainkan ikut mengevaluasi atau memberikan penilaian pada siswa. “Intinya, peran orangtua diperbesar. Ikut bertanggung jawab terhadap pendidikan anak,” kata Sukisroyi.
Hadi Ibrahim Soleh, salah satu orangtua yang bergabung dengan Program Orangtua Mengajar tersebut, menuturkan pengalamannya sebagai pengusaha ekspor-impor sejak dari nol sampai berhasil kepada para pelajar SMAN 15 Semarang. “Saya ingin memotivasi anak-anak untuk berwirausaha setelah lulus sekolah. Kalau mau sukses, ya, harus mau berusaha dan berjuang, dimulai dari yang kecil. Tidak ada ceritanya orang tiba-tiba langsung jadi bos besar,” tegasnya.
Baca Juga: Orangtua Hebat Mampu Tumbuhkan Budi Pekerti dan Budaya Prestasi Anak
Praktik baik dengan melibatkan elemen masyarakat dalam Program PPK juga dilakukan SMK Negeri 6 Yogyakarta. Sekolah kejuruan yang masuk dalam kelompok pariwisata ini melibatkan pihak-pihak dari instansi pemerintah, dunia usaha dan dunia industri serta alumni sebagai motivator serta inspirator bagi siswa dalam kegiatan “Kelas Inspirasi”. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk pembekalan bagi siswa kelas XII yang akan menyelesaikan pendidikannya dan siap memasuki dunia kerja atau dunia usaha.
Salah satu pihak yang diundang dalam pembekalan itu adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Disnakertrans memaparkan materi tentang cara mencari pekerjaan yang benar, besar upah minimum regional yang berlaku, serta beberapa peraturan perundang-undangan yang wajib diketahui siswa yang akan memasuki dunia usaha. Dalam kesempatan itu, para siswa juga diberi kesempatan bertanya mengenai segala hal yang ingin mereka ketahui tentang dunia kerja.
Program PPK mendorong sinergi tripusat pendidikan, yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat agar dapat membentuk suatu ekosistem pendidikan yang berjalan dengan baik. Selama ini ketiga elemen tersebut seakan berjalan sendiri-sendiri, padahal jika bersinergi dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa untuk pendidikan karakter generasi bangsa mendatang. Manajemen berbasis sekolah juga diharapkan semakin kuat, sekolah diharapkan dapat berperan menjadi sentral dan lingkungan sekitar pun dapat dioptimalkan untuk menjadi sumbersumber belajar bagi siswa. (DES)
Baca Juga: Orangtua Hebat Mampu Tumbuhkan Budi Pekerti dan Budaya Prestasi Anak