Saat Anak Hadapi Ujian, Orangtua Jangan Lakukan Hal-hal Ini

Halaman : 22
Edisi 67/Juni 2024

Dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), bisa jadi ini masa yang menegangkan bagi siswa. Berbagai persiapan pun akan dilakukan siswa, seperti menambah jam belajar di sekolah untuk pendalaman materi, bahkan hingga mengikuti les di luar sekolah dengan harapan mereka akan lebih siap menghadapi kedua ujian itu. Di sini, orangtua mempunyai peranan yang sangat penting untuk meredakan ketegangan anak-anaknya, bukan terus membombardir mereka dengan berbagai tindakan agar bisa mendapatkan nilai ujian yang bagus.

Terkadang orangtua dan keluarga di rumah juga sering tidak sadar dan menunjukkan sikap risau  agar sang anak mau giat belajar sendiri di rumah. Padahal, seusai sekolah anak-anak masih dalam kondisi yang lelah, namun orangtua tetap menanyakan bagaimana persiapan mereka menghadapi ujian itu. Bahkan, terkadang orangtua memberi ancaman kepada mereka agar bisa mendapatkan hasil yang memuaskan yang sebenarnya seringkali kepuasan itu bagi orangtua bukan anaknya.

Belum lagi berbagai pemberitaan di media massa tentang UN dan USBN yang seringkali menyajikan hal-hal yang mendukung ketegangan siswa dalam menghadapi kedua ujian itu. Orangtua perlu mendampingi anak-anaknya dalam menerima pemberitaan tersebut, terlebih lagi siswa yang kemampuan literasinya masih rendah.

Baca Juga: USBN Dorong Otonomi Guru

Jadi, kita dapat membayangkan bagaimana kondisi emosional para siswa yang mendapat pengaruh dari berbagai pihak dalam menghadapi UN dan USBN. Dalam hal ini, perang penting orangtua sebagai pendamping paling dekat sangat diperlukan untuk membuat rasa nyaman pada siswa sehingga mereka siap dan percaya diri melaksanakan ujian.

Emosi anak dapat ditentukan juga oleh sikap orang tuanya sendiri, maka ajarkan anak untuk tetap tenang dalam menghadapi masa ujian itu. Orangtua harus memberikan penghargaan atas usaha yang dilakukan anaknya dalam menghadapi ujian bukan hasil ujiannya saja. Orangtua pun perlu mengajak anaknya untuk senantiasa berdoa serta mengingatkan bahwa bagaimanapun hasil ujian itu, orangtua tetap akan menyayangi dan mengasihi mereka.

Rumah idealnya menjadi tempat bagi siswa setelah pulang sekolah dan orangtua menjadi tempat perlindungan bagi anak ketika mereka merasa lelah, tertekan, dan lainnya. Orangtua adalah pihak yang paling mengerti kelemahan dan kelebihan anaknya sendiri sehingga orangtua pun perlu mengetahui materi apa yang dirasa sulit oleh anaknya dalam menghadapi ujian.

Jika orangtua mampu mengatasi kesulitan itu maka orangtua dapat membuat perencanaan dan target belajar bagi anak dalam menghadapi ujian. Namun, jika orangtua tidak dapat mengatasinya maka alangkah lebih baik hal itu dikomunikasikan dengan guru di sekolah dan berkolaborasi dalam memberikan pendampingan kepada anak saat menghadapi ujian.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Hadapi UN dan USBN

Orangtua juga dapat berbagi pengalaman dengan guru dalam mendampingi mereka dalam proses belajar. Orangtua perlu menceritakan beberapa hal kepada guru seperti kondisi anak di rumah, ketertarikan belajarnya, kekurangan dan kelebihannya serta lainnya. Hal ini dilakukan agar guru dapat menyesuaikan pola belajar siswa dan dapat memberikan motivasi serta arahan ketika berada di sekolah. (RUN/ABG)

Peran Guru Bagi Siswa Peserta UN dan USBN

Sekolah adalah rumah kedua bagi siswa. Mereka bisa menghabiskan hampir separuh waktu dalam sehari di sekolah bersama teman-teman dan gurunya. Guru sebagai sosok yang dihormati dan disegani dapat melakukan beberapa hal untuk mendukung siswa-siswinya menghadapi UN dan USBN, diantaranya:

  1. Memberikan Motivasi

Ditengah hiruk pikuk persiapan menjelang UN dan USBN, para guru bisa menjadi motivator bagi para siswa. Tak jarang siswa lebih mndengarkan kata guru daripada orangtuanya. Jadikan hal ini sebagai momen yang tepat untuk memberi ketenangan dan semangat pada siswa untuk terus belajar dan meraih impiannya.

  1. Memberikan Bimbingan

Rasa tertekan dan acuh tak acuh dapat dilihat pada siswa yang akan menghadapi ujian. Guru harus mau membuka diri dan terlibat aktif menanyakan masalah-masalah yang mereka hadapi serta mendengarkan dan memberikan solusinya sehingga mereka beban yang dirasakan oleh siswa pun bisa berkurang. Setelah itu guru mulai mengarahkan hal-hal yang sebaiknya mereka lakukan untuk menghadapi ujian.

  1. Memberikan Pengajaran

Guru harus sabar mengajarkan materi yang akan diujikan sesuai kisi-kisinya. Pendalaman materi juga perlu dilakukan agar siswa lebih percaya diri menghadapi ujian tetapi guru harus memahami kelemahan masing-masing siswa dalam mata pelajaran tertentu terlebih dahulu. Selanjutnya, guru dapat memberikan pengajaran serta latihan bagi siswa agar mereka lebih paham materi yang menjadi kelemahannya.

  1. Memberikan Didikan

Peran guru sebagai pendidik sangat penting dalam hal menghadapi ujian. Guru harus member pengertian betapa pentingnya kedisiplinan dan kejujuran dalam pelaksanaan ujian. Anak-anak harus dididik agar mental mereka tidak mudah stres dalam menghadapi ujian.