Digitalisasi Sekolah Akan Mampu Tingkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa

Halaman : 12
Edisi 67/Juni 2024

Perkembangan dunia digital begitu dinamis yang lambat laun bukan sekadar mempengaruhi tapi mengubah gaya hidup masyarakat tanpa dan sulit dihindari. Program digitalisasi sekolah harus didukung dan ditindaklanjuti dengan peningkatan kompetensi guru, khususnya di bidang penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Hal ini karena guru merupakan ujung tombak dan penentu keberhasilan sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran guna mempercepat terciptanya sumber daya manusia Indonesia yang unggul.

Pemanfaatan teknologi informasi dan perangkat lunak pendidikan yang interaktif dikemas ke dalam digitalisasi sekolah. Ini adalah jalan untuk memperkaya pendidikan dengan mengintegrasikan teknologi ke dalam kelas tradisional. Selain itu, teknologi merupakan sumber daya yang bagus bagi guru sebagai penunjang dalam proses pengajaran dan pembelajaran.

Teknologi dalam dunia pendidikan biasanya disebut dengan e-learning. Manfaat dari pemakaian fasilitas e-leaning adalah untuk memperlancar proses pembelajaran. Penggunaan e-learning ini juga akan memberikan dampak yang positif terhadap hasil pembelajaran.

Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Satu dari faktor internal itu adalah minat belajar yang memiliki hubungan erat terhadap hasil pembelajaran.

Hal ini berarti selain berdampak positif terhadap hasil belajar, penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat berdampak positif terhadap minat belajar. Penggunaan teknologi diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa karena proses pembelajaran yang bersifat konvensional dirasa kurang menyenangkan dan terbilang monoton.

Selain itu, pembelajaran yang hanya berpusat pada guru dan buku akan membuat murid bosan. Perlu suatu inovasi pembelajaran, yakni melalui digitalisasi sekolah. Pembelajaran berbasis teknologi akan membuat tampilan dan gaya belajar lebih menarik sehingga siswa terhindar dari rasa jenuh dan bosan saat mengikuti pembelajaran.

Baca Juga: Digitalisasi Sekolah, Gunakan Dana BOS Afirmasi atau BOS Kinerja?

Dengan digitalisasi sekolah, siswa dapat menggunakan aplikasi android yang kontennya sesuai dengan mata pelajaran yang dipelajari. Hampir seluruh siswa, khususnya siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) kini memiliki telepon pintar berbasis android sehingga dapat menunjang pembelajaran tersebut.

Pada 2019 ini, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam program digitalisasi sekolah membagikan tablet kepada 1.753.000 siswa. Jumlah itu tersebar di 36.231 sekolah khususnya sekolah yang termasuk daerah 3T (terluar, tertinggal, dan terdepan).

Selain penggunaan tablet, keanekaragaman model pembelajaran juga merupakan salah satu alternatif dalam strategi pembelajaran yang hendak disampaikan guru agar menarik minat siswa. Minat besar ini akan berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa, sehingga siswa belajar dengan sungguh-sungguh, merasa senang mengikuti pelajaran, bahkan dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan dalam belajar melalui soal-soal latihan dan praktikum.

Intinya, proses pembelajaran akan berjalan lancar jika disertai dengan minat. Oleh karena itu, seorang guru perlu membangkitkan minat siswa terlebih dahulu agar pelajaran yang diberikan mudah untuk dipahami mereka. Selain itu, menurut Slameto, 2015, berdasarkan hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa kurangnya minat belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru.

Dengan demikian perlu adanya usaha-usaha yang dapat memberikan solusi terhadap peningkatan minat belajar siswa. Misalnya, seorang guru harus merancang dan menerapkan model pembelajaran yang tepat agar siswa lebih tertarik dan merasa senang terhadap kegiatan pembelajaran. Selain itu pemilihan model pembelajaran harus sesuai dengan tujuan kurikulum, dimana pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan tentang pentingnya penerapan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skills (HOTS).

Pada kegiatan pembelajaran yang mengembangkan HOTS, guru juga dituntut untuk merancang pembelajaran yang menantang, membangun kemampuan berpikir kritis, menganalisis, menemukan, menyusun dan menerapkan langkah-langkah pemecahan masalah, menyimpulkan dan merefleksikan.

Baca Juga: Laboratorium Maya: Praktikum Efektif dan Menyenangkan

 

Cara Belajar Baru, Manfaatkan Kemajuan Digital

Dalam dunia digital, kita bisa lihat bahwa generasi muda adalah generasi yang paling cepat update. Apa saja mereka bisa dapatkan dan lakukan dengan mudah hanya dengan pemanfaatan perangkat digital yang mereka punya seperti gawai, komputer, dan lainnya dengan fasilitas dan layanan internet yang saat ini sangat murah serta bisa menjangkau hamper seluruh bagian di Indonesia.

Nah, untuk generasi muda terutama mereka yang masih mengenyam pendidikan di bangku sekolah merasa sangat terbantu dengan adanya kemajuan ini. Salah satu hal yang sangat membantu generasi muda di era digital ini adalah memanfaatkan mesin pencari untuk mencari semua pertanyaan, informasi, pengetahuan sampai berita paling baru seputar pendidikan dengan relatif cepat dan juga mudah.

Selain itu, proses belajar mengajar di sekolah bisa memanfaatkan teknologi digital dan internet, misalnya pengiriman tugas tidak perlu lagi menggunakan kertas tetapi langsung menggunakan alamat email pribadi ke alamat email guru mata pelajaran. Dengan begitu proses belajar yang monoton tidak akan dirasakan lagi oleh siswa.

Siswa akan lebih mudah belajar tidak hanya sebatas di ruang kelas. Penjelasan pengajar bisa memanfaatkan fasilitas video call yang dapat dilakukan dari mana saja selama sinyal internet memadai. Selain itu, jika guru tidak hadir di kelas, siswa bisa belajar melalui video yang terdapat pada aplikasi yang disediakan oleh Kemendikbud yaitu Rumah Belajar.

Baca Juga: Lentera Anak Dalam Literasi Digital

Selain itu, manfaat digitalisasi sekolah lainnya untuk belajar adalah dengan menghilangkan kebiasaan menulis di buku dan papan tulis karena sekarang sudah tersedia teknologi komputer atau laptop dan juga notebook. Ini akan sangat membantu untuk penghematan kertas dan juga kapur tulis atau spidol yang memang jika dihitung cukup banyak memakan anggaran dalam dunia pendidikan.

Tidak hanya itu saja, para pelajar biasanya mengambil les tambahan atau kursus tetapi dengan adanya digitalisasi sekolah maka kursus pun bisa dilakukan secara daring. Dunia daring sungguh sangat maju pesat dan berkembang luar biasa hebatnya, dengan memanfaatkan sarana digital kita bisa memaksimalkan pengetahuan dengan terus mencari suatu hal yang baru. Namun, jangan sampai salah langkah dengan membuka hal-hal atau topik di luar pelajaran yang tidak positif dan bermanfaat.

Banyak hal yang bisa ditemukan dalam dunia digital misalnya berbagai aplikasi belajar, sosial media, musik, gambar, permainan sampai dengan cara belajar dengan memanfaatkan tutorial atau video sehingga panyampaian kepada pelajar akan jauh lebih mudah dimengerti. Namun, yang perlu diperhatikan adalah seseorang jangan sampai kecanduan dengan perangkat digital sehingga hidupnya hanya terpusat pada gadget semata. Jika terjadi seperti ini malah bisa membunuh generasi muda karena tidak lagi tertarik dengan interaksi sosial.

Hal itu akan membuat manusia menjadi individualis dan juga tidak peka terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Hendaknya kemajuan digital menjadi sarana yang membantu semua proses sehingga yang tadinya lambat bisa bertambah cepat dan bukan malah mendominasi kehidupan manusia sebagai mahkluk sosial yang perlu berinteraksi dan berhubungan dengan sesama manusia. (DNS)