Kelas Maya Lahirkan Inovasi

Halaman : 10
Edisi 65/Juni 2023

Di era digital ini, proses pembelajaran tidak harus bertatap muka antara peserta didik dan pendidik. Pada saat bepergian, sibuk,  atau sakit, mereka tetap dapat menjalankan pembelajaran secara online.  Kelas Maya sangat memungkinan sebagai pengganti (sementara) pembelajaran tatap muka konvensional karena tidak terikat pada tempat dan waktu.

Salah satu fitur portal Rumah Belajar (https://belajar.kemdikbud.go.id/) adalah Kelas Maya, yang memberi layanan pendidik dan peserta didik menyelenggarakan kegiatan e-learning atau pembelajaran secara daring (online) kapan saja dan di mana saja. Fitur itu memfasilitasi pembelajaran daring antara pendidik dan peserta didik kapan saja dan di mana saja. Baik pada saat jam sekolah maupun di luar jam sekolah (sesuai kesepakatan pendidik dan peserta didik), asalkan guru dan siswa memiliki koneksi internet dan perangkat gawai seperti komputer/laptop/notebook.

Kelas Maya merupakan sebuah learning management system (LMS) yang dikembangkan oleh Pustekkom, Kemdikbud, untuk pembelajaran melalui tools komunikasi sinkronous (chat, video conference, audio conference, desktop sharing, whiteboard) dan asinkronous (unduh materi dan unggah tugas).  Pembelajaran di fitur ini berpusat pada peserta didik dan menuntut mereka mengambil inisiatif dan aktif, sehingga mengasah keterampilan berpikir dan bertindak dalam mengambil keputusan menentukan pilihan pada sesuatu yang ingin dipelajari.

Baca Juga: Praktikum di Laboratorium Maya Ternyata Mengasyikkan

Melalui Kelas Maya, pendidik dapat mengelola pembelajaran secara mandiri, mulai dari mengunggah bahan belajar, membuat tugas, menyampaikan topik diskusi, mengunggah soal-soal ujian, hingga memberikan penilaian pada tugas maupun forum diskusi. Pada dasarnya,  Kelas Maya merupakan sarana pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan format kegiatan sebagaimana di sekolah, yang dilengkapi dengan fasilitas reminder tugas dan ujian, ujian daring, pengumpulan data daring, dan forum diskusi. Konten seperti modul, soal latihan maupun ujian, serta tugas, semuanya berasal dari pendidik dan peserta didik yang mengikuti Kelas Maya.

Di Kelas Maya, pendidik dan peserta didik dapat melakukan interaksi dan berkegiatan pembelajaran yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Seluruh catatan aktivitas mereka tersimpan dalam data di Kelas Maya. Dan, tentu saja dapat dipantau oleh pihak sekolah.

Kelas Maya memiliki tiga kategori pengguna, yang terdiri atas sekolah sebagai penyelenggara, pendidikan, dan peserta didik. Ketiganya memiliki peran masing-masing.

Sekolah sebagai penyelenggaranya memiliki fasilitas hak akses untuk mengelola keseluruhan sistem, di antaranya mengelola kelas (membuat kelas, menambahkan tim pengajar), mengelola pengguna di sekolah (mengelola pendidik dan peserta didik), monitoring aktivitas kelas (melihat rekap nilai), dan monitoring aktivitas pengguna (pendidik dan peserta didik).  

Baca Juga: Cara Mudah Memanfaatkan Rumah Belajar Tanpa Internet

Pendidik sebagai pengajar atau pengampu mata pelajaran di Kelas Maya memiliki hak akses untuk mengelola kelas (mengatur konfigurasi kelas, mengunggah modul, mengunggah tugas, membuat pengumuman, mengisi forum diskusi, mengatur penilaian), dan monitoring aktivitas peserta didik (melihat aktivitas dan melihat mereka). Peserta didik, yang sudah terdaftar di Kelas Maya, memiliki hak akses untuk memilih dan mengikuti kelas, mengubah profil, mengikuti forum diskusi, mengumpulkan tugas, mengikuti ujian, membaca pengumuman, serta melihat nilai.

Jajak Pendapat

Pembelajaran Kelas Maya sangat dimungkinkan untuk peserta didik jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK. Berdasarkan hasil jajak pendapat dengan beberapa pendidik SD, pembelajaran melalui Kelas Maya  lebih cocok diterapkan di kelas tinggi, yaitu kelas 5 dan 6. Pada umumnya peserta didik di kelas tersebut lebih mandiri dan dapat memanfaatan teknologi (ponsel pintar dan laptop) untuk pembelajaran, sehingga memungkinkan dilakukan di rumah dengan bimbingan dukungan orangtua dalam menyediakan jaringan internet.

Bagi peserta didik SMP/MTs dan SMA/MA, pembelajaran Kelas Maya sangat membantu dalam mencapai ketuntasan belajar (KKM) pada kompetensi dasar (KD) yang belum tuntas. Sedangkan pembelajaran Kelas Maya di SMK/MAK sangat efektif dilakukan saat peserta didik SMK melakukan magang di dunia usaha dan industri, yang disebut prakerin (PKL). Pada saat prakerin, mereka tidak mengikuti proses pembelajaran di kelas. Untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran, mereka dapat mengikuti Kelas Maya untuk mata pelajaran yang adaptif (matematika, fisika, kimia, biologi) dan normatif (Bahasa Indonesia, bahasa Inggris, PKn, dan agama).

Baca Juga: Ayo Berbagi llmu di Karya Guru

Pemanfaatan Kelas Maya akan mampu melahirkan inovasi dalam model pembelajaran, karena pemanfaatannya dapat dikombinasikan dengan berbagai model pembelajaran yang sudah biasa pendidik lakukan di kelas. Misalnya pendidik dapat memadukan pembelajaran Kelas Maya dengan model pembelajaran flipped classroom.

Pada model pembelajaan ini, peserta didik dapat mempelajari terlebih dahulu materi yang telah dilengkapi dengan modul, LKS, video, gambar, animasi, atau media lain. Dengan demikian, mereka terbantu mengenali terlebih dulu konsep yang akan dipelajari. Kemudian peserta didik dapat mengerjakan tugasnya secara mandiri, baik individu maupun berkelompok, yang kemudian bersama-sama mengulas materi  di kelas secara tatap muka.

Beberapa Keunggulan

Terdapat beberapa keunggulan  pembelajaran yang dilakukan melalui Kelas Maya, yaitu memberikan fleksibilitas dari sisi waktu pelaksanaan karena tidak dibatasi oleh waktu dan tempat. Pendidik dapat mengatur jadwal di luar jam pelajaran tatap muka, dapat mengembangkan interaksi antara pendidik dan peserta didik melalui forum diskusi, serta memberikan variasi media pembelajaran baik yang bersifat audio, video, animasi, atau multimedia.

Baca Juga: Daerah 3T Butuh Pendidik Inovator

Secara khusus kelebihan Kelas Maya di antaranya: mudah digunakan (user friendly); memiliki sistem closed group collaboration sehingga hanya mereka yang memiliki kode grup yang dapat mengikuti kelas; komunikasi dapat menggunakan model forum diskusi; tersedianya fasilitas manajemen konten pembelajaran yang bahan belajarnya dapat berupa modul, gambar, bahan presentasi, audia, video, atau video tutorial baik yang diperoleh dari web maupun hasil pengembangan pendidik; evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara daring; memiliki peluang besar untuk dilakukan pembelajaran secara synchronous melalui live chat atau video conference. (Ai Sri Nurhayati/Pustekkom)