Kini Kualitas dan Sumber Daya Manusia SMK Negeri 9 Padang Kian Terukur

Halaman : 10
Edisi 65/Juni 2023

Pada 26 Mei 2017 lalu menjadi titik awal perubahan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia, salah satunya SMK Negeri 9 Kota Padang, Sumatra Barat, yang terdampak Program Revitalisasi SMK dari pemerintah. Berbagai perubahan pesat dan terukur sangat dirasakan oleh SMK dengan bidang keahlian pariwisata itu, mulai dari sarana prasarana, kurikulum berbasis industri, peningkatan kompetensi guru, kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) serta sertifikasi lulusan dan akreditasi sekolah.

Kepala SMK Negeri 9 Kota Padang, Ariswan, menyebutkan dari total 280 lulusan tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 70 persen diterima bekerja di DUDI dan 15 persen melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Lulusannya yang bekerja itu, dia menekankan, tidak satu siswa pun melamar pekerjaan ke DUDI melainkan DUDI yang mencari tenaga kerja yang dibutuhkannya ke sekolah.

“Sebelum revitalisasi, hampir 40 persen lulusan belum tertempatkan (mendapat pekerjaan,-). Sesudah revitalisasi, sekolah menargetkan BKK (Bursa Kerja Khusus) selama 6 bulan sebelum kelulusan siswa untuk mempersiapkan kompetensi siswa yang sesuai dengan kebutuhan DUDI,” ujar Ariswan.

Nur Asma contohnya, salah satu alumni tahun lalu yang langsung mendapatkan pekerjaan setelah lulus SMK di salah satu rumah sakit pemerintah di Kota Sawahlunto, Sumatra Barat. Namun, Nur Asma kini lebih memilih jalan hidup untuk berwirausaha di bidang kuliner sesuai dengan keinginannya. Tak tanggung-tanggung, keseriusan berwirausaha perempuan berjilbab itu mampu menghasilkan omzet bersih mencapai Rp6 juta hingga Rp8 juta per bulannya.

Baca Juga: Revitalisasi SMK Negeri 1 Bawen, Daya Serap Lulusan Semakin Meningkat

Sekolah yang memiliki Edotel Bundokanduang itu juga terus menerus berupaya bekerja sama dengan berbagai DUDI, sebelum Program Revitalisasi SMK kerja sama itu hanya sebatas nota kesepahaman kedua belah pihak saja sehingga lulusannya tetap sulit bekerja. Kini telah ada 81 DUDI terlibat aktif dengan sekolah ini, mulai dari penyerapan lulusan untuk bekerja, magang siswa dengan durasi 6 sampai 9 bulan, pemenuhan kebutuhan tenaga kerja harian, dan lainnya.

“Guru-guru kita, sebelum revitalisasi, monitoringnya biasa-biasa saja ketika berkunjung ke DUDI. Sekarang dalam satu hari mereka harus monitoring sekaligus observasi dengan didampingi pihak DUDI,” tutur Ariswan.

Program Revitalisasi SMK juga mengubah perwajahan SMK Negeri 9 Kota Padang menjadi bangunan sekolah yang lebih layak untuk proses pembelajaran. Tak hanya itu, bantuan peralatan modern pun diberikan agar siswa terampil sesuai dengan kebutuhan industri serta mencukupi dari segi jumlah peralatan praktik yang digunakan siswa dalam pembelajaran sehari-hari.

Dari segi kurikulum, sekolah dengan jumlah siswa sekitar 1.250 orang itu pun lantas menyelaraskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri atau dikenal juga dengan kurikulum berbasis industri. Berbagai perwakilan DUDI yang memiliki reputasi baik di wilayah Sumatra Barat seperti Grand Inna Padang Hotel, Hotel Mercure Padang, AA Catering Padang, dan lainnya bahu membahu menyusun kurikulum sekolah dengan mengubah beberapa kompetensi dasar yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Baca Juga: Revitalisasi Antarkan SMK Raden Umar Said Unggul di Bidang Animasi

Dari sisi kompetensi guru, sebelum adanya Program Revitalisasi SMK, sekolah dengan dua kompetensi keahlian itu masih kekurangan sembilan guru produktif bidang kompetensi Akomodasi Perhotelan dan dua guru produktif bidang kompetensi Jasa Boga. Setelah Revitalisasi SMK dengan Program Keahlian Ganda, Ariswan menjelaskan, kekosongan itu akhirnya terpenuhi bahkan saat ini guru produktif di sekolahnya berlebih. “Mutu mereka (guru-guru produktif melalui program keahlian ganda,-) itu kita jaga, mereka kita turunkan ke lapangan untuk praktik kerja industri 1 bulan. Guru produktif yang sudah ada, kita magangkan juga ke industri selama 1 bulan,” kata lulusan magister Universitas Negeri Padang itu.

Senada hal itu, salah satu guru bidang kompetensi Jasa Boga SMK Negeri 9 Kota Padang, Merry Suryanti menambahkan, selain praktik kerja di industri tersebut kini semakin banyak pelatihan-pelatihan peningkatan kompetensi bagi guru baik dari sekolah maupun DUDI. Misalnya, pembuatan bahan ajar sesuai dengan kurikulum berbasis industri, pelatihan keahlian-keahlian baru sesuai dengan dunia industri saat ini, dan lainnya.

Menurut Ira Putri, siswa kelas XI SMK Negeri 9 Kota Padang, pembelajaran di sekolah terasa menyenangkan karena guru-guru mampu menjelaskan materi secara ringkas dan mudah dipahami serta seringnya melakukan kegiatan praktik di sekolah. “Alat-alat praktik sudah tersedia di sekolah, guru pun mengajarkan langsung dengan baik misalnya tentang potongan dasar bahan masakan,” kata siswa yang mempunyai hobi bermain bola basket itu.

Baca Juga: Hadapi Pertumbuhan Industri 4.0, Perlu Kolaborasi Ekosistem Pendidikan Ciptakan Lulusan SMK Terampil

Pasca Program Revitalisasi SMK, sekolah yang terletak di Jalan Bundo Kanduang Nomor 18 Kota Padang itu sudah mendapatkan lisensi sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1) dengan jumlah 13 orang asesor. Sampai saat ini telah ada 23 SMK jejaring yang dibantu dalam penyelenggaraan Uji Kompetensi Keahlian (UKK) di bawah LSP-P1 SMK Negeri 9 Kota Padang tersebut. Semenjak itu, tidak ada lagi pungutan biaya penyelenggaraan UKK bagi siswa kelas XII yang akan lulus sekolah.

Tak hanya itu, kini sekolah yang bermitra dengan PT Garuda Indonesia Airlines selama 14 tahun dalam hal pelayanan katering makanan di atas pesawat terbang untuk jemaah haji embarkasi Sumatra Barat pun semakin memperbaiki tata kelola yang ditunjang dengan standar manajemen mutu ISO 9001:2015. Seluruh warga sekolah bekerja dengan prosedur operasional standar tersebut dalam kesehariannya di sekolah. (ABG)