Revitalisasi Antarkan SMK Raden Umar Said Unggul di Bidang Animasi

Halaman : 14
Edisi 65/Juni 2023

Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia melalui pendidikan kejuruan berdampak langsung bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Raden Umar Said Kudus, Jawa Tengah. Sekolah yang dipimpin oleh Faridudin ini merasakan perubahan yang signifikan dari Program Revitalisasi SMK yang olehnya difokuskan pada bidang sarana dan prasarana, kurikulum, serta kompetensi keahlian.

Kini SMK Raden Umar Said Kudus telah dikenal masyarakat melalui film animasi mereka dengan judul “Pasoa dan Sang Pemberani” yang diluncurkan pada 2017 lalu di Jakarta. Film itu diproduksi di studio animasi milik SMK Raden Umar Said yang sudah berstandar Internasional. Karya yang mengedepankan kearifan lokal tentang penumbuhan pendidikan karakter dengan tema cinta lingkungan itu berhasil mendapat respon positif dari masyarakat dan mengangkat nama sekolah, sehingga pesanan untuk produksi film dan iklan animasi pun mulai berdatangan dari berbagai perusahan baik dalam atau luar negeri.

Kehadiran Studio Animasi Raden Umar Said itu tak lepas dari campur tangan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) melalui Bakti Pendidikan Djarum Foundation yang mendukung kreativitas anak-anak SMK di daerah. Selaras dengan program pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan, SMK Raden Umar Said Kudus seolah mendapat angin segar karena mendapatkan dukungan baik dari pemerintah dan DUDI untuk melakukan revitalisasi di berbagai bidang.

Baca Juga: Hadapi Pertumbuhan Industri 4.0, Perlu Kolaborasi Ekosistem Pendidikan Ciptakan Lulusan SMK Terampil

Agam Amintaha, Ketua Jurusan Animasi SMK Raden Umar Said Kudus mengatakan, tantangan dalam melakukan revitalisasi di sekolah ini adalah mengubah pola pikir, pandangan, dan budaya kerja baik guru, siswa, dan orang tua dalam waktu yang relatif singkat. Mereka, kata dia, harus berpacu dengan tuntutan pekerjaan dari DUDI, sementara cara pandang, perilaku kerja, dan budaya belajar dari warga sekolah saat itu masih belum bisa seirama.

Melalui koordinasi, komunikasi, dan kerja sama terus menerus oleh semua pihak, Agam menekankan, permasalahan tersebut sekarang sudah dapat diatasi dengan baik. “Sekarang kami warga sekolah sudah satu tujuan dan satu visi, sehingga kami mampu menyelaraskan proses pembelajaran dengan tuntutan pekerjaan dan kebutuhan mitra usaha,” ujarnya.

Pengembangan SMK Raden Umar Said Kudus lainnya adalah penerapan konsep pembelajaran berbasis industri yaitu dengan menekankan pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan pasar, pembentukan karakter kewirausahaan, dan keterlibatan DUDI sebagai mitra usaha. Sekolah ini menggabungkan teori belajar di sekolah dengan pendekatan berbasis produksi melalui sinkronisasi tuntutan dari DUDI selaku mitra usaha dan juga pemenuhan standar pendidikan kejuruan berbasis industri.

Campur tangan dari DUDI dalam pembelajaran berbasis industri itu memberikan pengaruh langsung terhadap wawasan warga SMK Raden Umar Said Kudus mengenai kebutuhan-kebutuhan DUDI di bidang animasi dan secara tidak langsung meningkatkan kompetensi siswa dan guru serta membangun budaya industri dan budaya mutu bagi mereka. Siswa nantinya sudah terbiasa ketika mereka masuk dalam dunia kerja sesungguhnya dan guru pun mengajarkan siswanya sesuai dengan kebutuhan industri.

Baca Juga: Teaching Factory Penuhi Kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri

Dalam hal kerja sama dengan DUDI, SMK Raden Umar Said Kudus telah bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan dari Malaysia, Singapura, dan dari dalam negeri untuk produksi film animasi. Beberapa film animasi yang telah dikerjakan diantaranya adalah Counting with Paula (Singapura), Banda The Dark Forgotten Trail (Indonesia), Pasoa & Sang Pemberani, dan lain lain. 

Kerjasama yang dijalin itu pun menghasilkan keuntungan yang dipakai  untuk membayar operasional gedung, membayar mentor, dan lainnya. Selain itu, kesepakatan lain yang dihasilkan melalui kerja sama tersebut adalah tamatan SMK Raden Umar Said Kudus diprioritaskan untuk bekerja di mitra usaha tersebut serta tersedianya program magang bagi pendidik dan peserta didik dan penyediaan guru tamu untuk mengajarkan siswa di sekolah.

Dari segi kompetensi keahlian, SMK Raden Umar Said Kudus memiliki 10 guru produktif yang sudah disertifikasi secara nasional dan 4 diantaranya sudah bersertifikat internasional. Guru tersebut bertindak sebagai koordinator dalam memantau pekerjaan yang dilakukan oleh para siswa. Saat ini, Agam menambahkan, guru-guru tersebut berusaha untuk memperbanyak portofolio karena hal itulah yang dibutuhkan oleh DUDI.

Baca Juga: Lulusan SMK Harus Mandiri, Kreatif, dan Inovatif

SMK Raden Umar Said Kudus pun memperkerjakan sekitar 8 tenaga profesional sebagai mentor dan pengedali mutu. Mereka bertanggung jawab penuh terhadap teknis produksi animasi yang dipesan oleh mitra usaha sekolah itu. Beberapa alumni juga direkrut untuk membantu proses produksi animasi tersebut karena proses produksi animasi memang membutuhkan jumlah personel yang banyak.

Dalam hal sarana prasarana, gedung SMK Raden Umar Said Kudus dibuat agar terlihat menarik. Fasilitas pendukung pun dibuat senyaman mungkin, seperti fasilitas kebugaran, perpustakaan dengan perosotan, ruang diskusi dimana kursinya memakai ayunan, bioskop mini agar siswa bisa menonton film-film animasi terbaru, dan masih banyak fasilitas mumpuni lainnya yang membuat siswa betah berlama-lama belajar di sekolah. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mengasah kreativitas serta menggali potensinya sehingga pendidikan lebih terasa menyenangkan tanpa melupakan esensi dari proses pembelajaran itu sendiri. (RUN/ABG)