Lulusan SMK Harus Mandiri, Kreatif, dan Inovatif

Halaman : 22
Edisi 65/Juni 2023

Melalui Program Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), konsep pembelajaran berbasis industri atau yang dikenal dengan teaching factory menjadi hal yang paling fundamental. Selain untuk mempersiapkan lulusan SMK yang siap bekerja sesuai kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dan mengurangi angka pengangguran, para siswa juga dituntut untuk mandiri, kreatif, dan inovatif sehingga ke depan mereka mampu berwirausaha dan bersaing dengan DUDI bahkan melampauinya.

Pelaksanaan pembelajaran berbasis industri itu akan berjalan lancar jika adanya dukungan dari seluruh komponen dalam ekosistem pendidikan di SMK. Manajemen sekolah menjadi unsur sangat penting guna menyusun program sekolah, baik implementasi kurikulum yang disesuaikan atau melebihi kebutuhan pembelajaran, implementasi bisnis yang bersifat operasional, mengarah pada kesejahteraan dan re-investasi, serta pengembangan sekolah yang mencakup kapasitas, jangkauan pengembangan serta peningkatan sekolah.

Selain itu, faktor penting lainnya adalah orang tua. Hal pertama yang harus disadari oleh orang tua jika anaknya memilih SMK untuk melanjutkan pendidikan dari jenjang sebelumnya adalah anak tersebut akan diarahkan untuk bekerja di DUDI atau berwirausaha. Namun, tetap tidak menutup kemungkinan anak itu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu, orang tua perlu mendukung sekolah untuk menyukseskan pembelajaran berbasi industri yang menyenangkan bagi siswa.

Baca Juga: Potret Capaian Program Revitalisasi SMK Saat Ini

Saat ini sudah banyak SMK yang berhasil menerapkan pembelajaran berbasis industri ini. Keberhasilan itu dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang bekerja di DUDI atau lulusan yang sukses berwirausaha dengan omzet yang dapat diperhitungkan di DUDI. Tak hanya itu, lulusan SMK yang mendapatkan beasiswa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi di dalam negeri atau luar negeri pun bisa menjadi salah satu keberhasilan proses pembelajaran di SMK tersebut.

Satu diantaranya adalah Bayu Eko Moekito atau yang lebih dikenal dengan Bayu Skak, lulusan SMK Negeri 4 Malang itu kini sudah dikenal oleh masyarakat khususnya generasi milenial dengan karya-karyanya melalui situs jejaring youtube. Bahkan, dia telah membuat film dengan judul Yowis Ben yang ditanyangkan di bioskop-bioskop tanah air beberapa waktu lalu. Film itu sempat ditonton oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy serta pejabat publik lainnya.

Sebelum lulus Sekolah Menengah Pertama, Bayu Skak sudah berkeinginan dan akhirnya memilih masuk SMK karena kecintaanya pada menggambar, lantas ia pun mengambil jurusan animasi di SMK Negeri 4 Malang. Ia sangat bersyukur menjadi alumni SMK karena menurutnya dengan proses pembelajaran di SMK yang relatif lebih lama membuatnya bisa lebih banyak waktu untuk meningkatkan kemampuan membuat animasinya itu. Berkat keterampilannya membuat konten menarik berupa video blog di youtube membuat dirinya sukses menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Baca Juga: Pembangunan Fisik Tercapai, SMK Negeri 1 Mundu Fokus Revitalisasi Alat Praktik

Tak hanya itu, salah satu lulusan SMK asal Salatiga yang bernama Arfian Fuadi pun mampu bersaing di dunia bisnis global. Ia berhasil memenangkan kompetisi Global 3D Printing Design Quest yang digelar oleh General Electric, perusahaan asal Amerika Serikat. Ia bersama adiknya membangun perusahaan yang bergerak di bidang jasa engineering dan pengembangan produk. Ia membantu pelanggannya mewujudkan ide dalam membuat produk hingga membuat prototipe.

Bahkan Arfian Fuadi pernah dipercaya mendesain pesawat ultralight, rangka mobil, antena kapal besar, dan lainnya. Saat ini dia telah membuat agen resmi di Amerika Serikat serta sedang mengerjakan 10 proyek engineering services seperti desain ultralight aircraft untuk pasar Jerman, Kanada, dan Inggris. Rencananya Ia juga akan membuka kursus bagaimana cara membuat produk inovatif dengan harga murah bahkan masuk ke pasar global yang dapat diikuti oleh siapa saja dan gratis.

Sosok yang menginspirasi lainnya adalah Ikha Dewi asal Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Lulusan SMK yang sukses jalankan usaha jasa antar barang dengan nama Fast Courier ini telah bekerja sama dengan 35 restoran di sekitar Kota Mataram. Dalam sekali antar, konsumen ditarif Rp15.000 dan khusus untuk perusahaan yang telah bekerja sama ditarif Rp10.000. Dengan ilmu dan keterampilannya dalam jaringan yang ia dapatkan di SMK, setiap harinya tercatat ada 150-200 permintaan antar barang dari konsumen sehingga omzet Fast Courier bisa mencapai Rp3 juta per hari.

Baca Juga: Kini Kualitas dan Sumber Daya Manusia SMK Negeri 9 Padang Kian Terukur

Ada juga Lutfatul Laili Jihatul Khasanah dan Darin Wafi Salsabila lulusan SMK Farmasi Maharani Kota Malang, Jawa Timur, yang tahun ini mendapatkan beasiswa di Jiangsu Food & Pharmaceutical Science College di Tiongkok, China. Ini bukan kali pertama alumni SMK Farmasi Maharani diterima di universitas luar negeri berkualitas itu, tahun lalu lulusan yang bernama Aliefia Yuli Pangestu juga diterima di kampus yang sama. Mereka adalah beberapa potret lulusan SMK dengan kemandirian, kreatifitas, dan inovatif yang sukses meraih prestasinya di kancah nasional hingga internasional, di luar sana masih banyak lagi jebolan SMK lainnya yang mampu menginspirasi anak-anak bangsa. (RWT/ABG)