Hubungan yang terjalin baik antara sekolah, orang tua/wali murid, dan masyarakat di lingkungan sekolah dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, aman, serta menyenangkan. Lingkungan sekolah yang menggembirakan dapat meminimalisasi tindak kekerasan yang terjadi antarwarga sekolah. Saling menghormati, menghargai, dan memupuk kasih sayang terhadap sesama warga sekolah adalah kunci membangun lingkungan sekolah yang berkualitas.
Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara mengemukakan konsep Tri Sentra Pendidikan dengan menyatakan, "Di dalam hidupnya anak-anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya, yaitu alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan pemuda." Dari konsep tersebut lahir istilah Tripusat Pendidikan yang menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, meliputi tiga hal, yakni pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan pendidikan masyarakat.
Di lingkungan sekolah, tripusat pendidikan juga diperlukan agar terjalin kerja sama yang baik untuk menciptakan suasana pembelajaran yang baik pula. Tripusat pendidikan itu terdiri atas sekolah (guru, kepala sekolah, siswa), keluarga (orang tua/wali murid), dan masyarakat (komite sekolah, organisasi profesi). Tripusat pendidikan juga mempunyai peran penting dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Baca Juga: Masyarakat Juga Berperan dalam Mencegah Kekerasan Terhadap Guru
Tripusat dan PPK
PPK sendiri merupakan upaya pemerintah dalam membentuk siswa Indonesia menjadi generasi yang tangguh, cerdas, dan berkarakter. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, Penguatan Pendidikan Karakter menjadi fondasi dan ruh utama pendidikan nasional. Nilai utama karakter PPK tidak hanya menyasar para siswa, tetapi juga pada pendidik, dan orang tua sebagai pendidik utama dan pertama, serta lingkungan di sekitar siswa, yakni masyarakat.
Dalam mencapai tujuan tersebut, bukan hanya guru yang menjadi tombak utama untuk mewujudkannya, tetapi keluarga dan masyarakat ikut serta dalam mewujudkan tujuan tersebut, karena semua saling berpengaruh. Jadi, bukan hanya guru yang menjadi pemegang kunci untuk membentuk siswa menjadi generasi yang berkarakter, tetapi keluarga dan masyarakat juga sangat berperan penting. Program PPK menjadi peluang besar bagi guru, masyarakat dan keluarga untuk bersatu dalam pembentukan generasi muda yang tangguh, cerdas, dan berkarakter. Tripusat pendidikan harus bekerja sama karena semua saling berpengaruh dalam keberhasilan program PPK.
Baca Juga: Ketika Guru Mendapat Tindak Kekerasan di Sekolah Ke Mana Harus Mengadu dan Bagaimana Mencegahnya
Salah satu rencana penguatan peran guru dan kepala sekolah yang saat ini disiapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) adalah mendorong revitalisasi peran dan fungsi kepala sekolah sebagai manajer, dan guru sebagai inspirator PPK. Diharapkan, pembelajaran berbasis penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah dan di luar sekolah melalui PPK, dapat menghadirkan generasi muda yang berdaya saing dan memiliki karakter positif. Dalam proses pembelajaran, PPK dapat langsung diintegrasikan melalui tema maupun mata pelajaran. Pengelolaan kelas oleh guru dan metode belajar yang dipilih juga merupakan ajang penguatan karakter peserta didik.
Metode Kolaboratif
Dalam penerapan PPK yang melibatkan masyarakat, sekolah dapat menggunakan metode kolaboratif. Komite sekolah dan masyarakat adalah mitra sekolah dalam menggiatkan PPK. Misalnya, sekolah dapat bekerja sama dengan pusat-pusat kebudayaan, komunitas olahraga, museum, atau warga sekitar sekolah yang memiliki keunggulan untuk menjadi bagian dari PPK. Dengan demikian, kearifan lokal dapat dikembangkan. PPK pun pada akhirnya harus menjadi landasan bagi Tripusat Pendidikan dalam mengembangkan karakter generasi muda Indonesia.
Sekolah atau satuan pendidikan tidak dapat menutup diri dari kemungkinan berkolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan masyarakat lain di luar lingkungan sekolah. Pelibatan publik dibutuhkan karena sekolah tidak dapat melaksanakan visi dan misinya sendiri. Karena itu, berbagai macam bentuk kolaborasi dan kerja sama antarkomunitas dan satuan pendidikan diluar sekolah sangat diperlukan dalam penguatan pendidikan karakter. Satuan pendidikan dapat melakukan berbagai kolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan organisasi lain di luar satuan pendidikan yang dapat menjadi mitra dalam Penguatan Pendidikan Karakter.
Baca Juga: Peran Orang Tua dalam Tripusat Pendidikan Mari Dampingi Anak Saat Bermasalah di Sekolah
Penguatan Pendidikan Karakter dan pemberdayaan masyarakat dalam membangun generasi berkarakter dilandasi oleh program Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang tercantum dalam Nawacita. PPK menjadi program Kemendikbud yang dilaksanakan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi) dan olah raga (kinestetik) sesuai dengan falsafah Pancasila. Keempat dimensi pendidikan ini hendaknya dapat dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak. (DES/RAN)