Sambut Baik SMK Perfilman untuk Memenuhi Kebutuhan Industri Film

Halaman : 20
Edisi 66/Mei 2024

Tahun ini menjadi tahun pertama dibukanya kompetensi keahlian baru pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yaitu kompetensi keahlian perfilman. Sebanyak dua puluh SMK yang tersebar di beberapa provinsi sudah mulai membuka kompetensi tersebut sejak bulan Juli tahun ajaran 2018/2019

Salah satu sekolah yang telah membuka kompetensi keahlian perfilman adalah SMKN 5 Bandung. Rini Ambarwati, kepala sekolah SMKN 5 Bandung sangat antusias dengan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tersebut. “Kami menyambut baik program kompetensi keahlian perfilman ini, karena industri kreatif merupakan salah satu tujuan revitalisasi SMK, dan industri film membutuhkan banyak tenaga untuk produksi film”, ujar Rini saat ditemui di sekolahnya.

Banyaknya siswa yang ingin bersekolah di SMKN 5 Bandung namun tidak dapat ter penuhi karena keterbatasan kuota pada setiap kompetensi keahlian yang ada, juga menjadi alasan dibukanya kompetensi keahlian perfilman di SMKN 5 Bandung. Selain itu, Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki banyak insan perfilman, sehingga diharapkan permintaan tenaga industri film nantinya dapat diisi dari lulusan SMK sekitarnya.

Kehadiran kompetensi keahlian produksi film di SMKN 5 Bandung didukung oleh industri perfilman yang ada di sekitarnya. Dalam proses pembelajaran, pihak industri berperan sebagai guru tamu yang mengajar siswa di sekolah. Tak hanya itu saja, pelatihan pun terus dilakukan untuk guru sekolah agar mutu pendidikan yang diterima siswa semakin baik. Dengan demikian, diharapkan dapat menghasilkan lulusan SMK yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan industri perfilman.

Baca Juga: Mencontoh dari SMK Dr. Soetomo Surabaya Gandeng Praktisi dan Akademisi di Bidang Perfilman

Peran Orang Tua

Keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan sangatlah penting. Oleh karena itu, SMKN 5 turut mengundang orang tua untuk menyosialisasik kompetensi keahlian perfilman, agar para orang tua semakin paham tentang kompetensi keahlian produksi film.

Sri Suprihatin adalah salah satu orang tua yang memilih menyekolahkan anaknya dengan kompetensi keahlian produksi film di SMKN 5 Bandung. Berbekal dari cita-cita anaknya menjadi kamerawan, Sri sangat senang dengan dibukanya SMK perfilman. Meski awalnya ragu untuk menyekolahkan anaknya pada keahlian produksi film, namun dengan adanya sosialisasi dari sekolah dan pemerintah tentang SMK perfilman, ia semakin yakin bahwa pilihan anaknya sudah tepat.

“Awalnya saya agak bingung, jurusan perfilman ke depannya bagaimana. Tapi setelah saya cari-cari informasi dan mengikuti sosialisasi dari sekolah akhirnya saya tahu bahwa di film banyak keahliannya, jadi alhamdulillah saya bersyukur sekali anak saya bersekolah di sini, dan yakin dengan pilihannya,” imbuh Sri.  Ia berharap dengan adanya SMK kompetensi keahlian perfilman dapat menghasilkan tenaga-tenaga andal siap pakai untuk industri perfilman, serta dapat menghasilkan lulusan yang disiplin, jujur, dan bertanggungjawab.

Baca Juga: Kompetensi Keahlian Film Penuhi Kebutuhan Tenaga Teknis Bidang Perfilman dari SMK

Mengasah Bakat Bagi Hasnah Meilani, siswi kelas X SMKN 5 Bandung, dengan dibukanya kompetensi keahlian produksi film sangat membantunya dalam menyalurkan hobi menulis naskah. Siswi yang senang dunia perfilman ini begitu menikmati hari-hari di sekolahnya, karena ia dapat mengasah bakatnya dengan ilmu yang diperoleh. Ia berharap agar dapat terus menggali potensi dirinya dalam perfilman sehingga siap menjadi tenaga terampil sesuai kebutuhan industri perfilman.

Penuhi Kebutuhan DUDI SMK Perfilman menjadi kompetensi keahlian baru yang dibuka untuk memenuhi kebutuhan industri perfilman, khususnya pada level tenaga teknis. Sesuai arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, SMK yang membuka kompetensi keahlian perfilman adalah sekolah yang berada di daerah ramai industri perfilman sehingga membutuhkan tenaga kompetensi perfilman pada level teknis, memiliki fasilitas memadai dan mendukung kompetensi tersebut, sekolah berminat  membuka kompetensi keahlian perfilman, dan sudah mendapatkan izin dari Pemerintah Daerah (Pemda) membuka program studi tersebut.

Untuk melaksanakannya, Kemendikbud melalui Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) bekerja sama dengan Direktorat Pembinaan SMK, Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk), serta industri perfilman melakukan survei ke 112 SMK yang sudah menyelenggarakan program broadcast dan multimedia. Berdasarkan survei tersebut, kemudian diputuskan ada 20 SMK yang memadai untuk membuka kompetensi keahlian perfilman sejak tahun ajaran 2018/2019.

Baca Juga: Ini Kurikulum SMK Perfilman untuk Ciptakan Sineas Andal

Dengan adanya kompetensi keahlian perfilman, Kemendikbud berharap bisa menghasilkan lulusan SMK yang kompeten dan memenuhi kebutuhan industri perfilman pada bidang teknis. Agar dapat mendukung hal itu, kurikulum pembelajaran disesuaikan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), sehingga lulusan SMK akan memperoleh sertifikat kompetensi dan menjadi nilai tambah baginya untuk masuk ke dunia industri. (PRM)

Breaker: Sri Suprihatin adalah salah satu orang tua yang memilih menyekolahkan anaknya dengan kompetensi keahlian produksi film di SMKN 5 Bandung. Berbekal dari cita-cita anaknya menjadi kamerawan, Sri sangat senang dengan dibukanya SMK perfilman.